Target Meleset, Menkeu Prediksi Ekonomi 2016 Tumbuh 5 Persen

Arief Kamaludin|KATADATA
3/1/2017, 17.36 WIB

Artinya, sektor riil mampu menemukan pembiayaan sendiri di luar dari pemerintah yaitu dari perbankan dan pasar modal. Selain itu investasi langsung juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. (Baca juga: Luhut: Investasi Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Rp 80 Triliun)

Pertumbuhan ekonomi juga disokong oleh membaiknya kinerja ekspor imbas kenaikan harga beberapa komoditas. Sepanjang 2016, Sri Mulyani mencatat pertumbuhan negatif ekspor menciut jadi hanya 2,9 persen. Jika kondisi ini berlanjut semestinya menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi di 2017.

 Tahun 2016Konsumsi Rumah TanggaLNPRTKonsumsi PemerintahPMTBEksporImporPDB
Kuartal I4,94%6,38%2,93%5,6%-3,9%- 4,2%4,92%
Kuartal II5,04%6,72%6,28%5,06%-2,73%-3,01%5,18%
Kuartal III5,01%6,65%-2,97%4,06%-6%-3,9%5,02%
Kuartal IV5,1%*-3,3%4,4%-2,9%-2,5%5%

  *Konsumsi rumah tangga termasuk Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT)

Bila dilihat per sektor, Sri Mulyani mengatakan, bisnis pertanian kemungkinan tumbuh stagnan atau sama dengan 2015. Kemudian, pertambangan dan penggalian menunjukkan pertumbuhan positif yaitu 0,1 persen di Kuartal III.

Konstruksi juga tumbuh positif dibanding tahun sebelumnya, dibantu pembiayaan tahun jamak (multiyears). Sedangkan industri pengolahan tumbuh 4,6 persen atau lebih baik dibanding 2015 yang sebesar 4,2 persen. (Baca juga: Target Perikanan Budidaya Tak Tercapai, Pemerintah Salahkan Cuaca)

Ke depan, Sri Mulyani berharap sektor manufaktur bisa bangkit sehingga turut menggerakkan perekonomian. “Kami harap sektor manufaktur akan naik karena sangat penting sekali dari sisi eksternal, ekspor impor, dan kesempatan kerja,” tutur Sri Mulyani.

Halaman: