Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,1 persen. Namun, perekonomian 2017 menghadapi tantangan dari luar negeri, berupa dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump dan perlambatan ekonomi Cina. Alhasil, ekonomi Indonesia terancam bakal tertekan lebih 1 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Trump mewacanakan agenda ekonomi yang proteksionis dan berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi AS. Kebijakan yang dimaksud yakni wacana memotong tarif pajak penghasilan dan badan dari 35 persen menjadi 15 persen.
(Baca: Pengaruhi Ekonomi 2017, Sri Mulyani Pantau Prancis dan Jerman)
Hal ini tentu akan menurunkan penerimaan sehingga pemerintah AS berpeluang memangkas anggaran hingga 75 persen. Selain itu, Trump berencana memulangkan sekitar 600 ribu orang imigran ilegal per tahun. Sedangkan Upah Minimum Pekerja (UMP) juga akan dinaikkan menjadi US$ 15 per jam. Dengan begitu, biaya produksi bakal meningkat.
Lewat rencana proteksi perdagangan, Trump mewacanakan tarif impor 35-45 persen dari Cina dan Meksiko. Rencana tersebut tentu akan berpengaruh terhadap ekonomi Cina. Ujung-ujungnya, hal tersebut akan berdampak terhadap ekspor Indonesia ke Cina.
(Baca: Sri Mulyani: Target Ekonomi 2017 Harus Didukung Investasi Swasta)
Bahkan, timbul risiko Cina beralih mengekspor ke negara yang pasarnya tengah berkembang (emerging market), seperti Indonesia. Hal itu akan menyebabkan impor dari Cina ke Indonesia semakin besar.
Alhasil, Bambang menyatakan, kebijakan Trump tersebut akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia tahun depan. “Pada 2017, kalau Trump benar membuat ekonomi AS lebih rendah maka ekonomi Indonesia akan berdampak,” katanya saat menyampaikan Prospek Ekonomi 2017 di Jakarta, Kamis (8/12).
Ia pun menghitung, efek Trump menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah 0,41 persen dari target 2017.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi | Selisih dengan Target dalam APBN | |||
Efek Cina | Efek Trump | |||
2016 | 2017 | 2016 | 2017 | |
Konsumsi Rumah Tangga | -0,04 | -0,68 | -0,04 | -0,31 |
Konsumsi Pemerintah | 0 | -0,09 | 0 | -0,05 |
Investasi | -0,03 | -1,02 | -0,09 | -0,89 |
Ekspor | -0,02 | -0,71 | -0,03 | -0,38 |
Impor | -0,03 | -0,76 | -0,06 | -0,67 |
PDB | -0,03 | -0,72 | -0,04 | -0,41 |
Sumber: Bappenas
Di sisi lain, upaya Cina menstabilkan perekonomiannya juga akan berdampak ke Indonesia tahun depan. Target pertumbuhan ekonomi Cina yang lebih rendah akan berdampak signifikan ke Indonesia karena hubungan perdagangan. Bambang menghitung, hal ini dapat menurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,72 persen.
(Baca: BI: Belanja Besar dan Bunga Rendah Bisa Topang Ekonomi 2017)
Alhasil, jika kebijkan Trump dijalankan dan ekonomi Cina tumbuh lebih rendah tahun depan maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal tertekan sekitar 1,13 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 bisa jadi Cuma 3,97 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 5,1 persen.