Optimisme Konsumen Tertahan Minimnya Lapangan Pekerjaan

Aktifitas pekerja melakukan pengecoran dinding stasiun bawah tanah MRT Jakarta di Kawasan MH Thamrin, Jakarta, Jumat, (29/08). Tahapan pengecoran atau yang disebut D-Wall (Diaphragm Wall), adalah tahap paling kritis dan krusial karena berfungsi sebagai st
Penulis: Desy Setyowati
9/8/2016, 08.00 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen pada Juli berada di level 114,2, meningkat dari 113,7 di bulan sebelumnya. Di sisi lain, konsumen memperkirakan harga sejumlah komoditas akan menurun hingga Oktober 2016 yang terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga menyusut dari 156,4 menjadi 143,7.

“Perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua kelompok komoditas dengan penurunan terbesar pada kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau,” demikian laporan Survei Konsumen Juli oleh bank sentral, Senin, 8 Agustus 2016. (Baca: Ada Dua Ketidakpastian Ekonomi, BI Ragu Longgarkan Moneter).

Indeks Keyakinan Konsumen diperoleh dari rata-rata Indeks Kondisi Ekonomi saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen. Indeks Kondisi Ekonomi saat ini menggambarkan keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada Juli. Sementara Indeks Ekspektasi Konsumen adalah optimisme konsumen terhadap perekonomian hingga enam bulan ke depan.

Dalam laporan BI tersebut, Indeks Kondisi Ekonomi saat ini naik 1,3 poin menjadi 101,2. Kenaikan tersebut didapat dari bertambahnya indeks penghasilan dan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama masing-masing 3,3 dan dua poin.

Akan tetapi, indeks ketersediaan lapangan kerja turun 1,2 poin menjadi 85,8. Dengan demikian, konsumen pesimis bahwa penyerapan lapangan kerja membaik pada Juli. (Baca: Lampaui Perkiraan, BI: Ekonomi Belum Menguat Secara Struktural).

Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen menurun 0,5 poin menjadi 127,1. Sama seperti yang terjadi pada Indeks Kondisi Ekonomi saat ini, penurunan tersebut ditekan oleh indeks ekspektasi ketersediaan tenaga kerja yang menurun 5,1 poin menjadi 110,5.

Halaman: