Bank Pembangunan Islam, Islamic Development Bank (IDB), menawarkan pinjaman bagi tiga proyek senilai US$ 870,9 juta atau setara Rp 11,5 triliun. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tiga proyek tersebut dalam bentuk kemitraan antaranggota IDB yang tergabung di Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016 hingga 2020 mendatang.
Menurut Bambang, ketiga proyek tersebut terdiri dari proyek perbaikan kawasan kumuh senilai US$ 364 juta dan pengembangan universitas dan lembaga pendidikan Islam sejumlah US$ 176,5 juta. Terakhir, proyek pengembangan transmisi listrik dengan nominal US$ 330 juta.
“Semua direncanakan full IDB. Hanya, dalam perbaikan kawasan kumuh mereka bekerjasama dengan World Bank dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB),” kata Bambang dalam sidang tahunan IDB di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin, 16 Mei 2016. (Baca juga: IDB Tawarkan Utang Rp 66 Triliun).
Proyek ini, terutama pengembangan kawasan, diharapkan mengurangi permukiman yang kumuh. Program tersebut memang menjadi perhatian banyak lembaga keuangan internasional. Karenanya, Indonesia, kata Bambang, sangat senang dan mendukung upaya tersebut sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan.
Dia menilai saat ini pengentasan kemiskinan mencatatkan kemajuan yang pesat. Misalnya, data tersebut terlihat pada situs Persatuan Bangsa-Bangsa. Di sana disebutkan target pengentasan kemiskinan telah tercapai sejak lima tahun lalu. Tak hanya itu, pemerintah pun sudah berada pada jalur yang benar, yakni mengikuti tujuan pembangun berkelanjutan (SDGs).
Pada kesempatan yang sama, IDB Resident Representative Indonesia Ibrahim Shoukry mengatakan komitmen tambahan ini akan memperbesar alokasi pinjaman IDB ke Indonesia yang saat ini telah mencapai US$ 5,2 miliar. Apalagi hal tersebut sejalan dengan strategi kemitraan model baru yang ditawarkan oleh IDB. “Detailnya akan kami beritahu esok,” kata Shoukry.
Sementara itu, Presiden IDB Ahmed Mohammed Ali Al-Madani mengatakan selain pinjaman proyek fisik dan program sosial, IDB juga menyalurkan jaminan pinjaman kredit ekspor kepada seluruh pelaku usaha di negara anggota IDB. Hal ini untuk meningkatkan aktivitas perdagangan antar anggota IDB. (Lihat pula: Indonesia Dorong Pembentukan Bank Infrastruktur Syariah).
“Kami akan terus mendorong ekonomi Islam,” ujar Ahmed. “Untuk mencapai kesejahteraan ekonomi, untuk membangun perangkat moneter yang dapat mengintegrasikan seluruh elemen keuangan masyarakat. Juga dapat mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran.”