Bank Indonesia menyebutkan hingga minggu pertama Mei ini terjadi inflasi walaupun cukup rendah yakni 0,09 persen. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dengan angka tersebut maka inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 3,18 persen.
Perry mengatakan inflasi yang cukup rendah ini dikarenakan masa panen, khususnya komoditas pangan utama seperti beras, telah terjadi di sejumlah daerah. “Ini komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga,” kata Perry saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 13 Mei 2016. “Ini sangat penting bagi ekonomi kita.” (Lihat pula: Harga Pangan Terkendali, April Cetak Deflasi Terbesar Sejak 1999).
Sementara itu, ekonom PT. Bank Central Asia David Sumual menyatakan angka inflasi pada Mei ini diperkirakan masih rendah seperti yang terjadi pada bulan lalu. Pasalnya telah terjadi anomali cuaca yang menyebabkan panen menjadi tertunda hingga bulan Mei. “Paling tinggi saya perkirakan inflasi Mei 0,3 persen,” kata David saat dihubungi Katadata.
Namun, menurutnya, inflasi kemungkinan naik pada Juni mendatang seiring meningkatnya permintaan pada bulan puasa dan Idul Fitri. Oleh sebab itu David meminta Pemerintah mengantisipasi para spekulan yang akan menaikkan harga. Apalagi Presiden Joko Widodo telah memerintahkan pada lebaran nanti harga harus turun.
David mengatakan kenaikan harga kerap hanya dinikmati oleh spekulan, bukan dinikmati oleh petani sebagai produsen. Oleh sebab itu dia menyebut arahan Jokowi untuk mengantisipasi kenaikan harga sejak jauh-jauh hari merupakan langkah positif. “Jadi bagaimana caranya rantai (pasok) ini bisa terputus,” kata David.
Namun, awal pekan lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bila ada kenaikan harga pangan nonberas pada Ramadhan dan Lebaran sebenarnya merupakan hadiah bagi petani dan produsen. Hal tersebut dikatakan Kalla usai memberikan kuliah umum pada ulang tahun Perum Bulog di Gedung Oryza, Jakarta.
Kalla memperkirakan ada beberapa harga komoditas pangan yang akan naik selama dua periode tersebut, di antaranya ayam, telur, ikan, dan cabai. Sedangkan untuk bahan pangan pokok seperti beras diprediksi tidak naik secara signifikan. “Biarlah petani mendapatkan hadiah lebaran dengan harga yang baik,” kata Kalla.
Mengenai kemungkinan impor beberapa komoditas pangan untuk menekan harga, Kalla belum memberikan jawaban pasti. Namun satu hal yang dia janjikan yakni pemerintah tidak akan impor beras karena pasokan sudah cukup. (Baca juga: BPS Meramal Deflasi dan Harga Barang Turun Selama 3 Bulan).