Di Bawah Perkiraan, Ekonomi Kuartal III Cuma Tumbuh 4,73 Persen

Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung perkantoran dan kawasan bisnis di Jakarta.
Penulis: Yura Syahrul
5/11/2015, 13.22 WIB

KATADATA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2015 secara tahunan (year on year) tumbuh 4,73 persen. Angkanya meningkat dibandingkan dua kuartal sebelumnya pada tahun ini, yang tumbuh masing-masing 4,72 persen dan 4,67 persen.

“Ini lebih bagus dibandingkan kuartal I dan kuartal II tahun ini,” kata Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suharyanto dalam konferensi pers BPS di Jakarta, Kamis (5/11). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III tahun ini sebesar 4,71 persen. Namun, pencapaian tersebut lebih rendah dari taksiran yang dibuat sebelumnya oleh Bank Indonesia dan Bank Dunia.

(Baca: Ekonomi Kuartal III Tumbuh 4,85 Persen, BI: Bunga Turun kalau Didukung Data)

Dua pekan lalu, Gubernur BI Agus Martowardojo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 sebesar 4,85 persen. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini berkisar 4,7 persen hingga 5,1 persen. Perkiraan itu mengacu kepada penyerapan belanja pemerintah yang lebih besar untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur pada paruh kedua 2015.

pertumbuhan ekonomi 2010-2015 (Katadata)

Sedangkan Bank Dunia optimistis kuartal ketiga tahun ini menjadi awal tumbuhnya ekonomi Indonesia. Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop, menaksir ekonomi Indonesia kuartal III-2015 mencapai 4,8 persen berkat dukungan peningkatan belanja pemerintah untuk membangun infrastruktur dasar. Alhasil, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini sebesar 4,7 persen.

(Baca: Bank Dunia: Kuartal Ketiga Awal Pertumbuhan)

Menurut Kecuk, penyebab utama masih lambannya pertumbuhan ekonomi karena penurunan harga komoditas yang merupakan andalan utama ekspor Indonesia. Di sisi lain, ekonomi negara-negara mitra dagang utama Indonesia juga melambat. Antara lain, ekonomi Amerika Serikat (AS) melemah dari 2,7 persen menjadi 2 persen, Cina dari 7 persen jadi 6,9 persen dan Singapura terkoreksi dari 1,7 persen menjadi 1,4 persen.

Alhasil, angka ekspor Indonesia pada kuartal III-2015 tumbuh negatif 0,69 persen. Ini lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang tumbuh positif 4,86 persen. “Ekspor terkontraksi, utamanya barang minus 1,28 persen,” katanya. Sedangkan ekspor jasa tumbuh 4,71 persen berkat kenaikan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 5,78 persen.

Namun, ekonomi kuartal III-2015 masih bisa tumbuh berkat lonjakan realisasi belanja pemerintah. Belanja barang dan belanja modal pemerintah naik masing-masing 34,28 persen dan 58,9 persen. Sedangkan peningkatan pembentuk modal tetap bruto (PMTB) didorong oleh kenaikan impor barang modal bangunan dan konstruksi.

Di sisi lain, konsumsi rumahtangga yang berkontribusi sebesar 54,98 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, hanya tumbuh 4,96 persen pada kuartal III-2015. Ini lebih rendah dibandingkan pencapain pada kuartal I dan II tahun ini yang tumbuh masing-masing 5,01 persen dan 4,97 persen. Penurunan konsumsi rumahtangga terutama terjadi pada penjualan ritel dan kendaraan bermotor.

Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, semestinya pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa lebih tinggi. Namun,, penyerapan anggaran pemerintah yang lambat menyebabkan ekonomi tidak bisa tumbuh optimal. “Sayangnya, kabinet baru ada banyak perubahan waktu itu,” katanya.

Reporter: Desy Setyowati