BI Belum Bisa Turunkan Suku Bunga

KATADATA
BI kemungkinan belum akan menurunkan suku bunga acuan, meskipun laju inflasi sudah menunjukkan perbaikan.
2/7/2015, 10.56 WIB

KATADATA ? Bank Indonesia (BI) belum akan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), meski laju inflasi dan defisit transaksi berjalan sudah menunjukkan perbaikan. Bank sentral menilai masih ada faktor eksternal yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Misalnya, belum pastinya rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) serta dampak gegal bayar utang Yunani yang mempengaruhi nilai rupiah. Sementara dari faktor internal, inflasi masih kemungkinan naik sejalan dengan adanya lebaran dan tahun ajaran baru.

?Berbagai perkembangan akan kami lihat. Tapi kami optimistis akhir tahun akan rendah. Inflasi positif, defisit transaksi berjalan positif. Tapi kondisi global tidak kondusif untuk berbagai langkah manuver di sisi suku bunga,? ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung DPR, kemarin malam.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Juni sebesar 0,54 persen. Meski naik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,50 persen, inflasi Juni masih lebih rendah dari prediksi. BI, misalnya, memprediksi inflasi akan berada di kisaran 0,6 persen-1 persen. Sementara konsensus analis memperkirakan inflasi berada di angka 0,65 persen.

Perry optimistis, target inflasi 4 plus minus 1 persen pada akhir tahun bisa tercapai dengan laju inflasi yang mulai membaik ini.

Selain inflasi, bank sentral juga memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mengalami perbaikan. Pada kuartal II, defisit diprediksi hanya sebesar 2,5 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,92 persen.

(Baca: Pemerintah Tak Khawatir Dampak Gagal Bayar Utang Yunani)

Perbaikan ini karena defisit neraca perdagangan minyak dan gas (migas) mengecil. Belum lagi, sejak awal tahun neraca perdagangan menunjukkan surplus karena impor yang turun lebih dalam daripada ekspor.

?Inflasi rendah dan defisit transaksi berjalan yang akan relatif rendah, memberi faktor positif bagi stabilitas makro,? kata dia. (Baca: Krisis Kepercayaan Sebabkan Rupiah Melemah)

Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Agustinus Prasetyantoko mengatakan, BI kesulitan untuk menurunkan BI Rate pada saat ini. Faktor gagal bayar utang Yunani turut menyebabkan nilai tukar rupiah terimbas pelemahan.

?Susah (BI Rate) turun karena (ada masalah) di rupiah. Kalau nilai tukar terus tertekan apalagi Yunani terus pengaruhi market, ruang (untuk turunkan suku bunga) agak sempit,? kata dia ketika dihubungi Katadata, Kamis (2/7).

Namun, bila kondisi Yunani tidak berdampak terhadap global secara signifikan. Kemudian, diiringi oleh tren inflasi dan defisit transaksi berjalan yang menurun, menurut dia, bukan tidak mungkin BI Rate turun pada semester II-2015.

Reporter: Desy Setyowati