KATADATA ? Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengkhawatirkan masalah lamanya waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan Tanjung Priok akan membuat pembangunan pelabuhan Kalibaru tidak akan ada manfaatnya.  

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijaya mengatakan investasi Pelindo II sebesar Rp 40 triliun untuk menyelesaikan pelabuhan ini dinilai akan sia-sia. Padahal pelabuhan Kalibaru atau New Priok yang ditargetkan selesai akhir tahun ini, bertujuan untuk mengurai kepadatan Tanjung Priok.

"Kalau masalah ini (dwelling time) tidak selesai percuma saja proyek Kalibaru senilai Rp 40 triliun. Akan sama saja," kata Azam di Gedung DPR, Senin (29/6).

Dengan kekhawatiran ini, Komisi VI berencana akan memanggil beberapa pemangku kepentingan di pelabuhan Tanjung Priok, dalam waktu dekat. Beberapa diantaranya adalah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Pemanggilan ini untuk mencari tahu masalah sebenarnya dan lembaga apa yang membuat waktu bongkar muat barang menjadi lama.

Untuk mencari tahu masalah tersebut, hari ini DPR telah mengundang rapat Pelindo II. Namun, penjelasan dari Pelindo ini belum bisa menjawab permasalahan lamanya proses bongkar muat kapal dan perizinannya di pelabuhan Tanjung Priok. Padahal Pelindo II merupakan otoritas pelabuhan tersebut.

Pelindo II hanya menjelaskan bahwa pelayanan perizinan satu atap di pelabuhan tidak berjalan semestinya. ?Satu hari sebelum Presiden ke Priok, ternyata ruang yang sudah 2,5 bulan sudah diisi program satu atap pengurusan perizinan di pelabuhan itu masih kosong,? ujar Azam.

Komisi VI berharap seluruh pengurusan dokumen perizinan ekspor dan impor dapat diselesaikan bukan hanya lewat sistem satu atap, melainkan bisa diurus secara online. Dengan sistem ini, akan terlihat pihak-pihak mana saja yang sengaja memperlambat proses perizinan dan bongkar muat kontainer di pelabuhan.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) RJ Lino proyek pelabuhan Kalibaru atau New Priok tidak akan terpengaruh oleh masalah dwelling time. Kalibaru adalah fasilitas pelabuhan, sedangkan dwelling time terkait ongkos logistik.

Dia juga memastikan kehadiran pelabuhan Kalibari tidak akan membuat waktu tunggu bongkar muat peti kemas bertambah parah. Dengan catatan pemerintah benar-benar fokus mengatasi masalah dwelling time ini. "Yang penting online dan Key Performance Index," kata Lino.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution