KATADATA ? Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak dari Desember 2014 hingga Mei 2015 hanya 752.000 barel per hari (bph). Angka ini masih jauh dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang dipatok 825.000 bph. 

Dari data SKK Migas, penyumbang lifting terbesar adalah Chevron Pacific Indonesia. Sampai dengan Mei 2015, Chevron berhasil mencatatkan lifting sebesar 281.800 bph. 

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi beralasan realisasi lifting yang baru mencapai 91 persen dari target ini, karena lapangan migas yang menjadi andalan tahun ini belum berproduksi maksimal. Blok Cepu memang sudah berproduksi, tapi belum mencapai puncak.

"Sesuai rencana Banyu Urip CPF akan on stream akhir Juni atau paling lambat awal juli" kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6)

SKK Migas akan memastikan fasilitas produksi utama (central production facility/CPF) Blok Cepu tersebut akan mulai beroperasi  sesuai jadwal. Dengan mulainya operasi CPF, produksi Blok Cepu akan meningkat hingga 165.000 bph.

Produksi ini baru hanya mengandalkan lapangan CPF saja. Fasilitas perluasan awal (early oil expansion/EOE) dan fasilitas produksi awal (early production facility/EPF) masih berproduksi hingga akhir tahun ini. Ini membuat produksi operator blok migas tersebut, Exxonmobil Cepu Limited, naik dari 47.000 bph menjadi 205.000 bph. 

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait