JK Batalkan Proyek Pelabuhan Cilamaya

KATADATA | Agung Samosir
Penulis: Safrezi Fitra
2/4/2015, 17.28 WIB

KATADATA ? Pemerintah akhirnya membatalkan proyek pembangunan pelabuhan di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Rencananya pembangunan pelabuhan akan digeser ke sebelah timur, sekitar wilayah Subang atau Indramayu.

Pembatalan ini berdasarkan keputusan rapat yang dilakukan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, dan  Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Rapat tersebut juga dihadiri Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam mengatakan hal ini dilakukan agar pembangunan pelabuhan tersebut tidak mengganggu jalur pipa migas. Seperti diketahui, anak usaha Pertamina, PT  Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki pipa migas di Blok Offshore Shore West Java (ONWJ), yang berdekatan dengan lokasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya.

"Pembangunan infrastruktur penting, tapi pembangunan energi juga penting," kata dia di Cilamaya, Jawa Barat, Kamis (2/4).

Oleh karena itu, pelabuhan tetap dibangun, tapi lokasinya digeser ke sebelah timur. Pertimbangannya, jalur distribusi di sebelah timur Karawang masih belum padat dan cukup jauh dari blok migas. Sehingga sangat memungkinkan untuk pembangunan pelabuhan tersebut.

Meski demikian, Syamsu mengaku belum mengetahui lokasi pasti di mana pelabuhan tersebut akan dibangun, perkiraannya di daerah Subang atau Indramayu, Jawa Barat. Untuk menentukan lokasi tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Pemerintah Daerah akan membahas hal tersebut.

Dia juga mengatakan wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar pun setuju untuk membangun pelabuhan di daerah Timur Jawa Barat. Alasannya daerah timur lebih pas untuk pengembangan pelayaran.

Direktur Operasional PHE, Bambang Kardono juga mengatakan produksi ONWJ saat ini mencapai 40 ribu barel per hari. Dia juga menargetkan adanya peningkatan produksi menjadi 50 ribu barel pada 2022. Sementara target tahun ini hampir 40.300 barel per day dari skk migas.

"Karena sudah ada kejelasan tentang Cilamaya, akan kami kembangkan 50.000 barel per hari pada 2022," ujar dia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Arnold Sirait