PMN Disahkan, Proyek Infrastruktur Bisa Berlipat

Arief Kamaludin|KATADATA
Pembangunan infrastruktur akan lebih cepat setelah PMN disetujui
Penulis: Safrezi Fitra
11/2/2015, 18.27 WIB

KATADATA ? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan yakin pembangunan infrastruktur akan berjalan lebih masif dan cepat. Ini akan terjadi setelah anggaran penyertaan modal negara (PMN) disahkan, khususnya untuk badan usaha milik negara (BUMN) karya.

Sofyan memprediksi dengan diberikannya PMN kepada BUMN karya, akan mendorong pembangunan proyek infrastruktur yang nilainya delapan kali dari jumlah PMN tersebut. Hal ini akan sangat efektif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.

"Misal kita taruh Rp 10 triliun di BUMN karya. Itu (nilai proyek yang dibangun) bisa berlipat-lipat menjadi Rp 80 triliun," kata Sofyan di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (11/2).

Sebagaimana diketahui, Komisi VI DPR dan Kementerian BUMN telah menyepakati pemberian PMN untuk 32 BUMN senilai Rp 37,2 triliun. Dari jumlah tersebut, BUMN karya, yakni PT Adhi Karya Tbk, PT Hutama Karya, dan PT Waskita Karya Tbk, mendapat jatah senilai total Rp 8,5 triliun.

Menurut dia, PMN cukup efektif menggerakkan memperbesar pembangunan infrastruktur, dibandingkan dengan memberikan anggaran lewat kementerian terkait. Logikanya, kata Sofyan, dengan menaruh uang untuk BUMN, jumlah infrastruktur yang dibangun akan lebih besar.

Untuk merealisasikan berbagai proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah, butuh dana sekitar Rp 5.519 triliun dalam lima tahun. Dana tersebut tidak bisa hanya mengandalkan anggaran dari negara saja. Makanya, pemberian PMN untuk BUMN, khususnya BUMN karya akan sangat dibutuhkan.

Di sisi lain, untuk mendukung ketahanan pangan, Bulog mendapatkan tambahan modal Rp 3 triliun untuk menjadi stabilisator pangan. Pemerintah akan mendukung swasembada pangan dengan menggunakan anggaran negara untuk membangun irigasi.

"Kami harapkan irigasi yang rusak bisa terselesaikan dalam 2 tahun dan nanti akan tersedia lahan 3,5 juta hektare," ujarnya.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution