KATADATA ? Emiten semen merespons negatif pengumuman Presiden Joko Widodo terkait penurunan harga tiga komoditas. Ketiga komoditas tersebut adalah bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, elpiji 12 kg, dan semen.
Dalam kebijakan baru tersebut, Presiden memutuskan harga semen yang diproduksi badan usaha milik negara (BUMN) turun Rp 3.000 per sak. Begitu penurunan harga semen itu diumumkan sekitar pukul 14.30, saham emiten langsung merosot.
Padahal, saham-saham tersebut sempat mencatatkan kenaikan pada perdagangan sesi pertama Jumat (16/1). (Baca: Di Tengah Hujan Kritik Soal Kapolri, Jokowi Umumkan Penurunan Harga BBM)
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai penurunan harga saham emiten-emiten semen ini tidak akan berlangsung lama. Hal ini hanya respons sesaat pelaku pasar akibat pengumuman pemerintah soal harga semen.
?Harusnya ini dipahami sebagai upaya pemerintah menurunkan harga,? kata dia saat dihubungi Katadata, Jumat (16/1). ?Pemerintah ingin harga (semen) itu mengikuti mekanisme pasar, tapi bukan berarti pemerintah ingin (BUMN) semen merugi. Ini contoh supaya (perusahaan) yang lain mau ikuti pergerakan itu.?
Meskipun diakuinya, penurunan harga semen ini berpotensi terhadap margin yang diperoleh perusahaan semen BUMN. Tapi jika perusahaan semen lain ikut menurunkan harga, maka dampak negatif ke BUMN akan berkurang.
Dari empat emiten semen yang melantai di Bursa Efek Indonesia, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang mencatatkan penurunan terbesar. (Baca: Pasar Saham Sambut Pencabutan Subsidi Premium)
Emiten berkode INTP tersebut turun 2.550 poin atau 10,26 persen ke posisi Rp 22.300 per saham. Padahal pada sesi pertama, saham Indocement sempat naik 3,1 persen dibandingkan penutupan sehari sebelumnya Rp 24.850 per saham.
Respons negatif juga ditunjukkan saham PT semen Indonesia Tbk. Saham emiten pelat merah itu turun 1.200 poin atau 7,41 persen ke level Rp 22.300 per saham. Saat penutupan perdagangan sesi pagi, saham emiten berkode SMGR tersebut sempat naik 125 poin atau 0,8 persen.
(Baca: Pengumuman Presiden Merontokkan Saham Emiten Semen)
Emiten badan usaha milik negara (BUMN)yang sahamnya juga turun adalah PT Semen Baturaja Tbk yang turun 17 poin atau 4,4 persen ke Rp 370 per saham. Dalam sesi perdagangan sebelumnya, emiten berkode SMBR ini mencatatkan kenaikan 0,8 persen.
Sementara emiten yang sahamnya turun relatif kecil adalah PT Holcim Indonesia Tbk yang turun 30 poin atau 1,4 persen ke Rp 2.050 per saham. Pada perdagangan sesi pagi, saham emiten berkode INTP tersebut sempat naik cukup tinggi 65 poin atau 3,1 persen.