Sofyan Djalil Dinilai Mampu Pilih Figur Tepat untuk Kelola BUMN

Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
16/10/2014, 14.37 WIB

KATADATA ? Sofyan Djalil dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk menduduki jabatan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di kabinet mendatang. Mantan Menteri BUMN pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I tersebut dinilai memiliki kompetensi dan kemampuan memilih orang-orang yang tepat untuk mengelola perusahaan pelat merah.

?Orang yang kompeten. Sudah teruji. Jadi bagus-bagus saja,? kata ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri di Jakarta, kemarin.

Dalam penilaiannya, Sofyan Djalil telah terbukti  dapat mencari figur-figur tepat untuk mengisi kursi direksi di BUMN. Salah satu contohnya, kata Faisal,  adalah Richard Joost Lino, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.  

?Dia (Sofyan Djalil) menjaga BUMN dengan seksama dan melakukan uji kepatutan untuk menghasilkan CEO (Chief Executive Officer) andal untuk BUMN. Pak Lino itu zaman dia,? lanjutnya. (Baca: JK Sodorkan Sofyan Djalil sebagai Menteri BUMN)

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani juga memiliki penilaian yang sama. Sofyan, dalam pandangannya, memiliki kapasitas dan sarat pengalaman. ?Tinggal nanti Pak Jokowi sejalan atau nggak dengan mereka,? paparnya.

Selain pernah menjabat sebagai Menteri BUMN, Sofyan Djalil juga pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika sejak 2004 sampai 2007. (Baca: JK Usul Tiga Calon Menteri)

Dalam buku Transformasi BUMN Menuju Pentas Global, Sofyan Djalil mengatakan, salah satu kunci sukses BUMN adalah dalam prosesn perekrutan direksi. Menurutnya, rekrutmen harus menghindari intervensi politik, sehingga para direksi akan fokus untuk bekerja ketimbang bermain politik.

?Waktu saya Menteri BUMN, saya sampaikan siapa yang cari dukungan kiri-kanan tidak akan pernah bisa jadi Dirut BUMN. Sebab, dulu persepsinya untuk menjadi Dirut bukan performa kinerja yang diukur,? kata Sofyan dalam wawancara di buku tersebut.

Selama masa kepemimpinannya, beberapa direksi BUMN yang direkrutnya berasal dari kalangan profesional. Dia mencontohkan, RJ Lino yang dia tarik dari Cina untuk mengurus Pelindo. Sebelumnya Lino merupakan karyawan Pelindo yang kemudian keluar karena salah satu direksi di Pelabuhan Nanking, CIna.

Kemudian merekrut Ignasius Jonan dari Managing Direstor Citigroup untuk menangani PT KAI. Di PT Perusahaan Gas Negara Tbk dia menunjuk Hendi Prio Santoso, eks Investment Banking Director JP Morgan. Kemudian eks CFO PT general Motor Indonesia sebagai Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia serta Elisa Lumbantoruan, mantan Direktur HP Indonesia sebagai Direktur IT Garuda.

?Saya merayu eks Managing Director PT Cisco System Indonesia Irfan Setiaputra menjadi Direktur PT Inti. Yang paling lama, saya meyakinkan Yap Tjay Soen (Presdir PT Tuban Petrochemical Indonesia) untuk menjadi Direktur Keuangan BNI,? ujarnya. 

Reporter: Arnold Sirait