Tiga Bulan Pandemi, Kemenkeu Taksir Kerugian Ekonomi RI Rp 316 Triliun

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.
Kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta selama masa PSBB, Selasa (7/4). Kemenkeu menaksir potensi kerugian Indonesia akibat pandemi corona mencapai Rp 316 Triliun.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
3/6/2020, 05.05 WIB

Pandemi corona telah menjangkit di Indonesia selama tiga bulan dan telah berdampak pada perekonomian dalam negeri. Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Hidayat Amir memperkirakan, kerugian ekonomi Indonesia akibat aktivitas ekonomi yang hilang selama tiga bulan mencapai Rp 316 triliun.

Estimasi kerugian itu dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi dalam situasi normal berkisar 5%. Sementara realisasinya, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 hanya sebesar 2,97% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi triwulan I lalu lebih rendah 2,03% dari situasi normal. "Ada loss dari potential growth sebesar 2,03% atau 2% dari pertumbuhan ekonomi. Secara kuantitatif, kalikan saja PDB saat ini sekitar Rp 15.800 triliun dengan 2%," kata dia dalam konferensi video di Jakarta, Selasa (2/6).

(Baca: Jokowi akan Lanjutkan Proyek Stategis Nasional meski Pandemi Corona)

Ia pun mengatakan, pihaknya tengah memperhitungkan penurunan aktivitas ekonomi di Indonesia dengan menggunakan pendekatan baru. BKF juga memperhitungkan aktivitas ekonomi yang meningkat selama pandemi.

Perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan indikator non-konvensional, seperti aktivitas penerbangan, konsumsi listrik, data Google mobility, dan lainnya. Dengan demikian, pemerintah dapat memetakan penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi covid-19.

Kemenkeu pun sebelumnya telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat virus corona dalam beberapa skenario. Perekonomian RI diperkirakan tumbuh 2,3% dengan skenario paling ringan hingga negatif 0,4% berdasrkan terberat.

(Baca: Ekonomi Kuartal I Cuma Tumbuh 2,97%, BI Berpotensi Pangkas Bunga Acuan)

Meski begitu, pemerintah berupaya menahan pukulan virus corona terhadap perekonomian Tanah Air. Selain itu, proses pemulihan ekonomi juga diupayakan terlihat padai kuartal III atau IV tahun ini.

Pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 hanya sebesar 2,97%. Angka ini menjadi yang terendah sejak 2001. Rincian tren pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 bisa dilihat dalam databoks berikut:

Pemerintah sebelumnya mengindikasikan bakal menerapkan tatanan normal baru atau new normal di sejumlah provinsi, kabupaten, dan kota. Presiden Joko Widodo menyatakan new normal akan dilaksanakan di daerah dengan laju penyebaran virus corona yang sudah rendah, ditandai oleh angka reproduction rate atau RO di bawah 1.

"Juga pada sektor-sektor tertentu yang kita lihat di lapangan bisa melakukan, mengikuti tatanan normal baru. Ini yang ingin kita kerjakan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui konferensi video, Rabu (27/5).

Agar pelaksanaan tatanan new normal dapat berhasil, Jokowi meminta jajarannya memeriksa kembali kesiapan daerah dalam mengendalikan penyebaran virus corona. Untuk daerah yang laju penyebarannya masih tinggi, Jokowi meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, TNI, dan Polri menambah personel dalam mendisiplinkan masyarakat.

Pasien positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah, yakni mencapai 609 orang per 2 Juni 2020. Secara total, kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga kini mencapai 27.549 dengan 7.935 pasien dinyatakan sembuh dan 1.663 orang meninggal dunia.

Reporter: Rizky Alika