BI Diramal Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, Gedung Bank Indonesia (BI). BI diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar tidak terpuruk.
18/6/2020, 09.11 WIB

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memangkas bunga acuannya dalam rapat dewan gubernur siang ini, Kamis (18/6). Pemangkasan tersebut, dinilai perlu untuk memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Panel Ahli Katadata Insight Center Damhuri Nasution memprediksi, BI akan memotong suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%.

"Karena laju inflasi kita terjaga, kurs rupiah relatif stabil, neraca transaksi berjalan aman, dan Indonesia perlu stimulus moneter," kata Damhuri kepada Katadata.co.id, Kamis (18/6).

Sementara untuk level giro wajib minimum (GWM), Damhuri memprediksi BI tidak akan mengubah level saat ini. Alasannya, kewajiban simpanan minimum perbankan di bank sentral ini sudah diturunkan beberapa kali, seiring dengan relaksasi kebijakan makroprudensial lainnya.

Pendapat senada dilontarkan oleh Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurutnya, BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps dengan mempertimbangkan beberapa indikator makroekonomi.

"Hal ini guna mendukung momentum pertumbuhan sedemikian sehingga dapat mengembalikkan trajectory pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali pada kondisi sebelum Covid-19.," ujar Josua kepada Katadata.co.id.

Beberapa hal yang ia yakini menjadi pertimbangan utama BI antara lain, tekanan inflasi, khususnya inflasi dari sisi permintaan yang cenderung rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat menurun tajam.

(Baca: Investor Antisipasi Suku Bunga Turun, IHSG Diprediksi Menguat)

Kedua, perkembangan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek yang cenderung stabil, ditunjukkan dari penurunan rata-rata volatilitas rupiah. Hal ini terlihat dari indikasi one-month implied volatility yang turun menjadi 13% sepanjang bulan Juni 2020, dari bulan Maret 2020 yang sempat meningkat ke kisaran 33%.

Ketiga, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang lebih rendah dari perkiraan BI dan pemerintah. Realisasi ini diyakini akan mendorong BI memanfaatkan ruang penurunan suku bunga acuan bulan ini.

Menurutnya, dampak pandemi virus corona atau Covid-19 yang cukup signifikan pada kuartal I 2020 mengindikasikan pertumbuhan ekonomi kuartal II dan kuartal III 2020 juga masih berpotensi tertekan.

Penurunan daya beli masyarakat yang terindikasi dari rendahnya inflasi dari sisi permintaan, perlu direspons dengan penurunan suku bunga. Sehingga dapat mendukung proses pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi.

Kombinasi pelonggaran kebijakan moneter yang dikombinasikan dengan respon kebijakan fiskal melalui tiga paket stimulus kebijakan, diperkirakan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Keempat, sinyal penurunan suku bunga juga terindikasi pada hasil lelang Reverse Repo Surat Utang Negara (SUN) 12 bulan pada 12 Juni 2020, yang menunjukkan suku bunga RR-SUN 12 bulan turun sekitar 6 bps.

"Jadi secara keseluruhan, penurunan suku bunga acuan BI tetap konsisten dengan ekspektasi inflasi dan upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata dia.

(Baca: Anggaran Penanganan Corona Melonjak, Utang Pemerintah Jadi Rp 5.258 T)

Reporter: Agatha Olivia Victoria