Ekonomi AS Membaik di Tengah Ancaman Lonjakan Kembali Kasus Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlo Allegri/ama/dj
Ilustrasi. Data perumahan yang baru dirilis menunjukkan tanda-tanda ekonomi AS mulai pulih.
24/6/2020, 08.21 WIB

Pasar untuk rumah baru didukung oleh suku bunga rendah mendorong orang untuk membeli rumah dengan lokasi jauh dari pusat kota. Ini juga didukung oleh preferensi pembeli untuk membeli rumah jauh dari pusat kota karena banyak perusahaan kini memberikan fleksibelitas untuk bekerja dari rumah di tengah pandemi.

(Baca: Menguatnya Sinyal Resesi di Sejumlah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI)

Kendati demkian, dengan rekor pengangguran dan perusahaan-perusahaan yang merumahkan karyawan, rebound tajam di pasar perumahan tidak mungkin.

"Jika ekonomi secara keseluruhan tampaknya melambat, publik mungkin tidak cukup percaya diri tentang meletakkan uang muka di rumah baru yang mahal," kata Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG di New York.

Banyak bisnis yang bangkrut dan lebih sedikit pengeluaran dari para pengangguran AS juga akan membuat pemulihan ekonomi lebih lambat.

Peningkatan penjualan rumah baru bulan lalu tidak banyak mengimbangi penurunan penjualan rumah sebelumnya membuat ekspektasi ekonom terhadap penjualan kuartal dua secara keseluruhan menurun.

Harga rumah baru rata-rata naik 1,7% menjadi US$ 317.900 pada Mei dari tahun lalu. Penjualan rumah baru bulan lalu terkonsentrasi pada kisaran harga US$ 200.000 hingga US$ 400.000.

Ada 318 ribu rumah baru di pasar pada Mei, turun dari 325 ribu pada April. Pada kecepatan penjualan Mei, dibutuhkan 5,6 bulan untuk membersihkan pasokan rumah di pasar, turun dari 6,7 bulan pada bulan April.

Hampir dua pertiga dari rumah yang dijual bulan lalu, entah sedang dibangun atau belum dibangun.

Halaman: