Imbas Pelemahan Rupiah, Cadangan Devisa RI Turun Jadi Rp 2.189 Triliun
Cadangan devisa Indonesia terus menurun sejak awal tahun 2024. Bank Indonesia mencatatkan posisi cadangan devisa Indonesia turun menjadi US$ 136,2 miliar pada akhir April 2024.
Nilai itu setara dengan Rp 2.189,4 triliun (kurs: Rp 1.607 per dolar AS). Namun nilai itu turun US$ 4,2 miliar dari bulan sebelumnya yang bisa mencapai US$ 140,4 miliar.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Fadjar Majardi menjelaskan penurunan posisi cadangan devisa tersebut karena dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, cadangan devisa digunakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang sempat melemah terhadap dolar AS. Hingga Rabu pagi (8/5), rupiah berada di level Rp 16.082 per dolar AS.
“Hal ini juga dipengaruhi kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Fadjar dalam keterangan resmi, Rabu (8/5).
Ia menjelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Kemudian berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujarnya.
Cadangan devisa ini terus turun sejak tiga bulan terakhir. Pada Januari 2024, BI mencatat posisi cadangan devisa sebesar US$ 145,1 miliar. Nilai ini turun dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023 sebesar US$ 146,4 miliar.
Kemudian pada Februari, cadangan devisa kembali turun menjadi US$ 144,0 miliar. Penurunan cadangan devisa akibat pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 0,3% secara bulanan (mtm) pada Februari 2024.
Selain itu, nilai tukar dolar AS yang cenderung menguat membuat biaya untuk menstabilkan nilai rupiah menjadi semakin mahal dan menggerus cadangan devisa Bank Indonesia.
Seperti diketahui, cadangan devisa adalah cadangan uang negara yang terdiri berbagai mata uang asing dan instrumen keuangan lain. Biasanya, cadangan devisa ini digunakan membayar utang luar negeri, menjaga stabilitas rupiah dan melindungi ekonomi dari gonjangan global.