BI Ramal Kinerja Manufaktur Kuartal III Membaik Meski Masih Kontraksi

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Survei BI menunjukkan, terjadi kontraksi pada seluruh komponen pembentuk PMI pada kuartal II 2020.
13/7/2020, 20.56 WIB

Sementara itu, indeks penggunaan jumlah tenaga kerja tercatat tetap berada pada fase kontraksi sebesar 31,84%, lebih rendah dibandingkan 47,63% pada kuartal sebelumnya. Kendati demikian, penggunaan tenaga kerja sektor industri pengolahan diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan volume produksi pada kuartal III meski masih tetap mengalami kontraksi dengan indeks sebesar 44,37%.

Pembatasan sosial berskala besar akibat pandemi menyebabkan gangguan terhadap pasokan dan distribusi, yang selanjutnya berpengaruh terhadap aspek kecepatan penerimaan pesanan barang input. Komponen tersebut tercatat mengalami kontraksi yang lebih dalam, dengan indeks sebesar 26,16%.

Meskipun membaik, kontraksi diperkirakan masih berlanjut hingga kuartal III yang dipengaruhi oleh masa adaptasi kebiasaan baru pada beberapa daerah di Indonesia, dengan indeks sebesar 37,14%, membaik dari kuartalsebelumnya.

(Baca: Meski Ada Pandemi, Ekspor Industri Alas Kaki Naik 15% di Triwulan I )

Berdasarkan sub sektor, seluruh sub sektor mencatatkan kontraksi yang lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal laporan, kontraksi terdalam dialami oleh sub sektor tekstil, barang kulit & alas kaki yang berada pada level 19,10%, diikuti sub sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya pada level 19,75, serta kertas dan barang cetakan dengan level 24,11%.

Kinerja seluruh sub sektor industri pengolahan diperakirakan meningkat meski masih terbatas dan tetap berada pada fase kontraksi. Beberapa sub sektor dengan indeks PMI BI tertinggi pada periode tersebut adalah pupuk, kimia dan barang dari karet yakni 49,65%, serta makanan, minuman dan tembakau 48,42%. 

Membaiknya kinerja sub sektor makanan, minuman dan tembakau diperkirakan akibat pelonggaran pembatasan di sejumlah daerah dan masuknya era normal baru sehingga mendorong permintaan masyarakat. Di sisi lain sub sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya masih mengalami kontraksi terdalam yaitu 39,71%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria