Ekonomi Terpukul Corona, Penduduk Miskin RI Bertambah Jadi 26,43 Juta

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi. BPS mencatat penduduk miskin pada Maret 2020 mencapai 9,78 % dari total penduduk Indonesia, naik 0,56 % dibandingkan September 2019.
Penulis: Agustiyanti
15/7/2020, 13.14 WIB

Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 mencapai 26,42 juta orang, bertambah 1,63 juta orang dibandingkan September 2019 atau 1,28 juta orang dibandingkan Maret 2019. Kenaikan penduduk miskin ini terjadi lantaran perekonomian terpukul akibat pandemi virus corona

"Kenaikan kemiskinan terjadi karena pendapatan seluruh lapisan masyarakat mengalami penurunan, dan dampaknya paling dalam kepada masyarakat menengah bawah," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (15/7). 

Suhariyanto membantah kenaikan kemiskinan terjadi akibat keterlambatan pencairan bantuan sosial. Berdasarkan data APBN Kita edisi April, pencairan bansos hingga akhir Maret 2020 mencapai 47,17 triliun, naik 27,61 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Realisasi pencairan bansos pun terus meningkat hingga bulan lalu, seperti tergambar dalam databoks di bawah ini.

Secara persentase, data BPS menunjukkan penduduk miskin pada Maret 2020 mencapai 9,78 % dari total penduduk Indonesia. Angka ini meningkat 0,56 % dibandingkan September 2019 atau 0,37% dibandingkan Maret 2019. 

Kenikan penduduk miskin terutama terjadi di daerah perkotaan. Jumlahnya meningkat 1,3 juta orang dibandingkan September 2019 menjadi 11,16 juta orang. Secara persentase, juga terjadi kenaikan dari 6,56% menjadi 7,38% pada periode yang sama.

(Baca: Survei TNP2K: 96% Peserta Menilai Kartu Prakerja Berguna)

Sementara penduduk miskin pedesaan bertambah 333,9 ribu orang dibandingkan September 2019 menjadi 15,26 juta orang. Secara persentase terjadi kenaikan dari 12,6% menjadi 12,82%. 

Suhariyanto menjelaskan, garis kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp 454.652 per kapita per bulan. Pembentukan garis kemiskinan ini terdiri dari garis kemiskinan makanan sebesar Rp 335.793 atau sebesar 73,86 persen dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 118.859 atau 26,14 persen

Adapun pada Maret 2020, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,66 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besar Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.118.678 per umah tangga miskin/bulan.

Data kemiskinan hingga Maret 2020 ini belum memberikan gambaran dampak pandemi corona seutuhnya. Ekonomi pada Januari-Maret 2020  masih tercatat tumbuh 2,97% dibanding periode yang sama tahun lalu, meski jauh dari prediksi pemerintah sebelumnya yang tumbuh 4,2%. Adapun pemerintah memperkirakan ekonomi pada kuartal II negatif hingga 3,8%.

(Baca: Sri Mulyani Pangkas Lagi Proyeksi Ekonomi Kuartal II jadi Minus 3,8%)

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyebut pandemi Covid telah menimbulkan lonjakan kemiskinan terutama pada Maret hingga Mei 2020. Ia bahkan memperkirakan ada tambahan 1,1 juta orang miskin akibat pandemi corona pada kuartal II 2020. Angka tersebut berasal dari skenario berat pemerintah. 

Dalam skenario yang lebih berat, ia menyatakan bakal ada tambahan 3,78 juta orang miskin di Indonesia.  Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, Covid-19 memang telah menyebabkan banyak pemutusan hubungan kerja di berbagai wilayah. Dalam skenario berat, pemerintah mengasumsikan adanya kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru. Dalam skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta.