BI Prediksi Ekonomi Kuartal II Minus hingga 4% meski Data Juni Membaik

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Ilustrasi. BI menyebut beberapa indikator awal ekonomi yang mencakup survei penjualan ritel, purchasing manager index, ekspektasi konsumen menunjukkan perkembangan positif.
16/7/2020, 15.37 WIB

Kemarin, pemerintah kembali memangkas proyeksi perekonomian pada kuartal kedua 2020 akibat dampak pandemi virus corona. Presiden Joko Widodo menyebut ekonomi domestik dapat terkontraksi hingga minus 4,3%, lebih buruk dari proyeksi sebelumnya yang minus 3,8%.

"Ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3%," ujar Jokowi saat memberi pengarahan kepada para gubernur se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7) sebagaimana dikutip dari laman Setkab.go.id.

(Baca: Tiga Saran Bank Dunia untuk Pemulihan Ekonomi RI dari Dampak Pandemi)

Menurut Jokowi, prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2020 ini sudah sangat rendah. Jika dibandingkan dari kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun 7,27%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama masih tercatat sebesar 2,97%, meski jauh di bawah proyeksi awal pemerintah sebesar 4,2%.

Jokowi lantas mengatakan tak dapat membayangkan seanjlok apa perekonomian Indonesia jika pemerintah melakukan karantina atau lockdown. "Kalau kita dulu lockdown, mungkin bisa minus 17%," katanya.

Tak hanya Indonesia, hampir seluruh negara di dunia mengalami pukulan ekonomi akibat pandemi coroan pada kuartal kedua tahun ini. Ini tergambar dalam databoks di bawah ini.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria