Nilai tukar rupiah pada perdagangan pasar spot pagi ini, Kamis (30/7) dibuka menguat 0,59% ke level Rp 14.455 per dolar Amerika Serikat. Namun, rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 14.585 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 09.35 WIB.
Mayoritas mata uang Asia menguat pagi ini terhadap dolar AS. Dolar Taiwan naik 0,31%. won Korea Selatan 0,34%, peso Filipina 0,18%, rupee India 0,05%, yuan Tiongkok 0,08%, ringgit Malaysia 0,02%, dan baht Thailand 0,08%. Hanya yen Jepang yang melemah 0,13% sementara dolar Hong Kong tak bergerak signifikan.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan bahwa tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih dalam tekanan turun di kisaran 0,58% pagi ini. Hal tersebut mengindikasikan kekhawatiran pasar dan minat terhadap aset aman dollar AS masih tinggi.
"Tapi di sisi lain sikap Bank Sentral AS yang masih akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dan stimulus dalam jangka waktu yang lebih lama mendukung penguatan aset-aset berisiko," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (30/7).
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 28-29 Juli 2020. Dengan demikian, kisaran target suku bunga acuan alias fed fund rate masih berada di antara 0% hingga 0,25%.
Selain itu, bank sentral juga memperkirakan pemulihan ekonomi Paman Sam bakal lebih lambat dari prediksi semula. Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell juga menyebut, data menunjukkan perlambatan dalam laju pemulihan ekonomi. Lonjakan kembali kasus virus corona di A mulai membebani aktivitas ekonomi negara tersebut. "Data menunjukkan bahwalaju pemulihan tampaknya telah melambat sejak kasus mulai kembali melonjak," ujar Powell dikutip dari Reuters, Kamis (30/7).
Kasus infeksi virus corona kembali melonjak di sejumlah negara bagian Selatan dan Barat Daya Amerika dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa negara bagian telah menghentikan langkah pembukaan kembali bisnis.
Semua anggota FOMC memilih untuk meninggalkan kisaran target untuk tingkat suku bunga jangka pendek antara 0% dan 0,25%. Tingkat bunga ini berlaku sejak 15 Maret ketika virus mulai menyerang AS. Komite bahkan tak berpikir untuk menaikkan suku bunga.
Dua sentimen yang bertolak belakang ini, menurut Tjendra, berpotensi membuat rupiah bergerak dalam kisaran sempit seperti kemarim. "Potensi pergerakan ada di antara Rp 14.450-14.600 per dolar AS," ujarnya.