Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi, Rupiah Menguat di Rp 14.540/US$

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar AS. Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,58% di level Rp 14.540 per dolar AS jelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020.
5/8/2020, 09.44 WIB

Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Rabu (5/8) pagi dibuka menguat 0,58% ke level Rp 14.540 per dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda menguat di tengah penantian rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020.

Selain rupiah, mayoritas nilai tukar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang tercatat menguat 0,17%, dolar Singapura 0,09%, dolar Taiwan 0,32%, won Korea Selatan 0,27%, peso Filipina 0,08%, yuan Tiongkok 0,14%, ringgit Malaysia 0,25%, dan baht Thailand 0,06%.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pelaku pasar akan mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II diperkirakan terkontraksi di kisaran minus 4,72% dari kuartal sebelumnya yang tercatat 2,97%," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Rabu (5/8).

Menurut Josua konsumsi rumah tangga dan investasi akan mengalami pertumbuhan negatif, karena pandemi virus corona atau Covid-19 masih melanda Indonesia. Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 di Indonesia tercatat bertambah 1.922 orang pada rilis data pemerintah hari Selasa (4/8).

Dengan tambahan kasus baru tersebut, total 115.056 orang di RI telah terinfeksi Covid-19. Adanya kenaikan kasus didapatkan dari jumlah pemeriksaan 22.902 sampel spesimen. Sehingga secara total 1.575.043 tes spesimen telah dilakukan seluruh jejaring laboratorium di Indonesia.

Dari Kementerian Kesehatan menyebutkan empat provinsi menyumbang lebih dari separuh tambahan kasus Covid-19. Provinsi Jawa Timur melaporkan kasus terbanyak yakni 430 orang pasien baru. Berikutnya ada DKI Jakarta yang melaporkan 410 kasus baru, diikuti oleh Kalimantan Selatan dengan 119 kasus baru.

Sedangkan Sulawesi Selatan yang mencatat 117 pasien baru ada di posisi keempat. Total empat wilayah tersebut menyumbang 1.076 atau 55% kasus baru yang dilaporkan.

Meski masih diselimuti oleh sentimen negatif dari penambahan jumlah kasus Covid-19 dan perkiraan pertumbuhan ekonomi negatif, Josua menilai pergerakan nilai tukar rupiah masih bisa ditopang oleh sentimen positif data ekonomi beberapa negara, termasuk Indonesia yang menunjukkan indikasi pemulihan ekonomi.

Data paling baru adalah rilis data purchasing manager's index (PMI) Tiongkok Juli 2020, yang tercatat berada di level 52,8 lebih tinggi dibandingkan level pada Juni 2020 yang sebesar 51,2. Data PMI Tiongkok ini juga lebih tinggi dibandingkan perkiraan pengamat, yaitu 51.3.

Selain itu, Josua mengatakan risk averse sentiment cenderung berkurang karena pelaku pasar masih mencermati rilis data ekonomi AS pekan ini yang diperkirakan masih cenderung lemah. Sebelumnya data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II 2020 mengalami kontraksi 32,9%.

Reporter: Agatha Olivia Victoria