Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa Terkontraksi Paling Dalam Imbas Corona

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Ilustrasi, deretan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (7/5/2020).
5/8/2020, 13.32 WIB

Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II 2020. Pulau Jawa menjadi wilayah yang pertumbuhannya terkontraksi paling dalam, yakni 6,69%.

Padahal, Pulau Jawa berkontribusi 58,55% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pandemi corona berdampak luar biasa buruk terhadap kesehatan hingga perekonomian, terutama konsumsi masyarakat. 

"Struktur perekonomian Indonesia secara spasial, pada triwulan II, masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa," ujar Suhariyanto saat konferensi pers secara virtual, Rabu (5/8).

Pertumbuhan ekonomi di hampir seluruh pulau Tanah Air negatif sepanjang April-Juni. Pulau Sumatera terkontraksi 3,01%, Bali dan Nusa Tenggara 6,29%, Pulau Kalimantan 4,35%, serta Pulau Sulawesi 2,76%.

Hanya Pulau Maluku dan Papua yang bisa tumbuh positif 2,37% pada kuartal II. Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh provinsi Papua dan Papua Barat. "Pada dasarnya, kedua provinsi ini tumbuh negatif pada kuartal II 2019," kata dia.

Ekonomi provinsi Papua tumbuh 4,52% pada kuartal II. Pertumbuhan ini jauh lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu, yang terkontraksi 23,91%.

Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi provinsi Papua yakni produksi bijih tambang dan emas meningkat. Hal serupa terjadi di provinsi Papua Barat.

Alhasil, ekonomi provinsi Papua Barat tumbuh tipis. Padahal, perekonomiannya minus 0,49% pada kuartal II 2019.

Kendati begitu, pertumbuhan ekonomi kedua provinsi yang positif itu tak mampu mendongkrak perekonomian nasional. Sebab, Pulau Jawa dan Sumatera yang berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia.

Jika Jawa berkontribusi 58,55%, porsi Sumatera 21,49%. "Dengan begitu, Jawa dan Sumatera berkontribusi 80,04%," ujar Suhariyanto.

Sedangkan Pulau Kalimantan menyumbang 8,04%. Lalu Sulawesi 6,55%, Bali dan Nusa Tenggara 3%, serta Maluku dan Papua 2,37%.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II minus 5,32% yoy. Realisasi ini lebih buruk dibandingkan prediksi pemerintah yang minus 4,3% maupun realisasi kuartal I yang masih positif 2,97%. 

Penyebab utama perekonomian Indonesia terkontraksi yakni pandemi Covid-19.

Reporter: Agatha Olivia Victoria