RI di Ambang Resesi, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Tahun Ini Bisa -1,1%

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah akan menggunakan berbagai instrumen kebijakan secara maksimal guna mendorong perekonomian tahun depan.
Penulis: Agustiyanti
14/8/2020, 19.24 WIB

Pemerintah memangkas proyeksi perekonomian pada tahun ini seiring dampak pandemi Covid-19 yang diprediksi lebih dalam dari perkirakan awal. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan berada pada rentang negatif 1,1% hingga tumbuh 0,2%.

"Perkiraan yang kami lakukan berdasarkan realisasi pada kuartal II dan angka pada Juli, range pertumbuhan 2020 berada pada minus 1,1% hingga 0,2%," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers nota keuangan dan RUU APBN 2021, Jumat (14/8).

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah pada Maret 2020 memperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 0,4% hingga positif 2,3%, Namun seiring ketidakpastian yang tinggi, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini ke arah negatif dan mendekati 0%.

"Kami melihat tekanan pada kuartal II sangat dalam dan faktor-faktor untuk kuartal III harus diusahakan dan tidak hanya dapat bergantung ke pemerintah meski memiliki peran yang besar," katanya.

Perekonomian Indonesia pada kuartal II negatif mencapai 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau 4,19% dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan ekonomi terutama disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang terkontraksi cukup dalam. 

Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi andalan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh negatif 1,3% hingga positif 0% alias stagnan. Konsumsi pemerintah diharapkan tumbuh 2% hingga 4% dan pembentukan modal tetap bruto atau PMTB diperkirakan terkontraksi 4,2% hingga negatif 2,6%.

Lalu ekspor diprediksi -5,6% hingga -4,4% , sedangkan impor diprediksi terkontraksi lebih dalam yakni -10,5% hingga 8,4%.

"Tentu kami akan melihat juga capaian kuartal III untuk proyeksi 2020 ini," katanya.

 Dengan ketidakpastian yang akan terus berlangsung hingga akhir tahun inni, menurut Sri Mulyani, kondisi perekonomian pada tahun depan juga akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam penanganan Covid-19. "Dan apakah ada gelombang kedua Covid-19," ungkapnya.

Dalam RAPBN 2021, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada pada rentah 4,5% hingga 5,5%. Sri Mulyani memastikan pemerintah akan menggunakan berbagai instrumen kebijakan secara maksimal. Koordinasi fiskal dan moneter juga akan terus diperkuat untuk memberikan sentimen positif pada pasar keuangan domestik.

Guna membantu perekonomian tahun depan, pemerintah kembali mengalokasikan anggaran pemulihan ekonomi nasional dalam RAPBN 2021.