Survei UNDP: 21% Bisnis Pengusaha Muda Tutup Terdampak Covid-19

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz.
Sejumlah toko tidak beroperasi di kawasan perdagangan Pasar Baru, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Penulis: Rizky Alika
18/8/2020, 19.54 WIB

United Nations Development Programme (UNDP) dan Citi Foundation melakukan survei terhadap bisnis yang dijalankan 760 pengusaha muda pada masa pandemi corona. Survei tersebut menunjukkan 21% pengusaha muda harus menutup bisnisnya imbas covid-19.

"(Sebanyak) 79% pengusaha muda mendapat dampak negatif dari pandemi dan 21% menutup bisnis mereka," kata Perwakilan Youth Co: Lab, Innovative Financing Lab UNDP Indonesia Lady Diandra dalam Webinar Katadata bertajuk: SDG Virtual Talks International Youth Day Bisnis, SDG, dan Generasi Muda di Masa Pandemi, Selasa (18/8).

Secara rinci, responden yang menyebutkan dampak negatif covid-19 dirasakan dalam beberapa bentuk, seperti turunnya permintaan transaksi (45%), penurunan permintaan investor untuk berusaha (15%), dan tantangan dari rantai pasok, kepercayaan pasar, dan distribusi (kurang dari 10%).

Meski begitu, sebanyak 91% responden mengatakan tidak mengetahui adanya bantuan kepada pengusaha muda. "Mereka sama sekali tidak aware terhadap tersedianya bantuan," ujar dia.

Namun, sebanyak 84% responden membentuk komunitas pengusaha muda untuk meningkatkan optimistis di tengah ketidakpastian ekonomi.

Dalam kesempatan tersebut, Youth Co-Lab juga menanyakan harapan para wirausaha muda. Harapan tersebut meliputi adanya pendanaan yang ditujukan khusus untuk pengusaha muda, terutama di bidang yang berdampak secara sosial.

Kemudian, pengusaha muda memerlukan dukungan promosi dan jaringan seiring dengan adanya transisi bisnis secara digital. Harapan berikutnya, pemerintah diminta untuk menjaga regulasi ekonomi makro tetap kondusif.

Terakhir, wirausaha muda memerlukan buku pegangan sebagai panduan berbisnis pasca-pandemi. "Apa saja handbook bagi pengusaha muda untuk implementasi bisnis setelah pandemi," ujar dia.

Adapun, survei ini dilakukan terhadap 760 pengusaha muda di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Adapun, sebaran responden tersebut mengacu pada sebaran pengusaha muda berdasarkan Indeks Pembangunan Pemuda 2017.

Survei juga dilakukan pada pengusaha di berbagai sektor. Beberapa di antaranya merupakan pengusaha dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga ritel.

Adapun krisis pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian dunia, sehingga menyebabkan terjadinya resesi global. Pembatasan wilayah dan aktivitas masyarakat di berbagai negara menurunkan tingkat konsumsi dan investasi. Perekonomian Indonesia dan beberapa negara lainnya ikut terkontraksi.

Reporter: Rizky Alika