Realisasi investasi pada kuartal kedua tahun ini anjlok 8,9% dibandingkan kuartal pertama tahun ini menjadi Rp 191,9 triliun. Presiden Joko Widodo pun meminta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan agar mendongkrak investasi pada kuartal ketiga 2020 sehingga Indonesia tak masuk dalam jurang resesi.
"Kalau tidak bisa plus, ya jangan sampai di atas 5% minusnya. Kuncinya di situ," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8).
Jokowi juga menantang Kepala BKPM Lahadalia untuk mendapatkan investasi sebesar Rp 213 triliun. Bahlil pun sudah menyanggupi permintaan Jokowi.
Dengan mendorong investasi, Jokowi meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali positif dan tak masuk ke jurang resesi. "Ini betul-betul harus dapat terealisasi sehingga dapat mendongkrak growth kita," kata Jokowi.
Investasi menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekspor tak dapat diandalkan karena pasar sulit dicari di tengah pandemi corona.
Konsumsi domestik juga sulit untuk didorong karena daya beli masyarakat masih lemah. Hal ini tergambar dari penerimaan pajak pada semester I 2020 yang stagnan. Realisasi penerimaan pajak pada semester I 2020 tercatat Rp 531,7 triliun, turun 12% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 604,3 triliun.
Berbagai tempat usaha juga tidak dapat mengoptimalkan kapasitasnya di tengah pandemi corona seiring penerapan protokol kesehatan berupa jaga jarak fisik.
"Misalnya restoran hanya buka 50%, kemudian tempat wisata dan juga okupansi hotel belum bisa tinggi. Saya kira ya enggak apa-apa, tapi harus ada jurus yang lain yang bisa kita lakukan, yaitu dengan meningkatkan investasi agar di kuartal ketiga bisa mengungkit," kata Jokowi.
BPS sebelumnya mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 terkontraksi 5,32% dibandingkan pada periode yang sama 2019.Merosotnya kinerja pertumbuhan disebabkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh negatif hingga 5,51% pada kuartal II-2020, dibandingkan pada 2019 dalam periode yang sama.