Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini melemah 0,19% ke posisi Rp 14.677 per dolar AS. Rupiah melemah paling dalam di antara mata uang Asia setelah sempat dibuka menguat di posisi Rp 14.585 per dolar AS.
Kurs referensi Jakarta Interbank Dolar Spot yang dipublikasikan BI pukul 10.00 WIB juga menempatkan rupiah pada posisi Rp 14.636 per dolar AS, melemah 4 poin dibandingkan kemarin.
Mayoritas mata uang Asia bergerak menguat terhadap dolar AS. Yuan Tiongkok meguat 0,33%, rupee India 0,03%, baht Thailand 0,34%, dolar Singapura 0,04%, dan yen Jepang 0,13%.
Sementara ringgit Malaysia turut melemah 0,01%, dolar Taiwan 0,03%, won Korea Selatan 0,14%, dan peso Filipuna 0,04%.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen eskternal, antara lain kemajuan pembahasan kesepakata dagang antara AS dan Tiongkok. "Ketegangan membara karena kedua belah pihak terus tidak setuju pada masalah lain," ujar Ibrahim, Rabu (26/8).
Selain itu, pasar juga menunggu pidato dari Gubernue The Federal Reserve Jerome Powell terkait langkah=langkah yang diambil oleh bank sentral. Kinerja perekonomian AS memburuk terlihat dari data pesanana barang tahan lama AS yang melambat pada bulan Juli,. Sebeluumnya, laporan kepercayaan konsumen AS untuk Agustus, yang turun ke level terendah sejak Mei 2014.
Sementara dari sisi esksternal, pasar tengah menanti pernyataan Gubernur DKI Jakarta besok sore mengenai masa transisi PSBB yang berakhir tanggal 27 Agustus 2020. "Apakah akan di perpanjang masa transisinya atau berubah menjadi new normal dengan syarat," katanya.
Keputusan, menurut dia, sangat penting sekali karena kuartal ketiga hanya tersisa satu bulan. Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memprediksi ekonomi kuartal III bakal minus 2% sehingga Indonesia bakal masuk dalam resesi teknikal.Meski demikian, ekonomi pada kuartal IV diperkirakan akan membaik dan kembali tumbuh.
Adapun pada perdagangan besok, rupiah berpotensi menguat tipis pada rentang Rp 14.650-14.800 per dolar AS.