Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal III Bisa Minus 2%, Potensi Resesi

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Pool/wsj.
Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo (kiri), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan), Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan) dan Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri) mengikuti rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).
25/8/2020, 14.37 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini kemungkinan minus 2%. Bila itu terjadi, RI berpotensi masuk ke jurang resesi ekonomi.

"Outlook (kuartal ketiga) adalah antara 0% hingga negatif 2%," kata Sri Mulyani dalam konferensi video, Selasa (25/8).

Sri Mulyani mengatakan meski terdapat beberapa indikator ekonomi yang sudah positif,  masih sulit melihat adanya perbaikan data ekonomi.

Dia menilai aktivitas ekonomi di bulan Juli masih terpuruk. "Ternyata tetap masih ada suatu risiko yang nyata," ujarnya.

Dengan demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2020 akan berada di antara minus 1,1% hingga 0,2%. Ia berharap, konsumsi dan investasi yang merupakan kunci utama perekonomian bisa terus meningkat.

Jika keduanya masih dalam zona negatif, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini merasa akan percuma jika pemerintah terus menggenjot belanja. "Akan sangat sulit tahun ini masuk zona netral 0%," kata dia.

Maka dari itu, dia akan melihat peningkatan konsumsi terutama di kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Sehingga, pihaknya akan terus menggunakan instrumen untuk dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat agar bisa melakukan konsumsi dan investasi.

Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati pernah mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV diharapkan di atas 0% agar Indonesia terhindar dari resesi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria