Ekonomi AS Bakal Melonjak pada Kuartal III, Tapi Krisis Belum Berakhir

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlo Allegri/ama/dj
Ilustrasi Biro Statistik AS akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III pada Kamis (28/10).
Penulis: Agustiyanti
28/10/2020, 17.49 WIB

Ekonomi AS mulai bangkit kembali dari dampak karantina yang dilakukan sebagian besar wilayah untuk menekan penyebaran Pandemi Covid-19 selama bulan-bulan musim panas. Pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga diproyeksi mencapai

Hanya lima hari sebelum pemilihan presiden pada 3 November mendatang, Biro Statistik AS akan mengumumkan capaian Produk Domestik Bruto pada kuartal ketiga pada Kamis (29/10).

Ekonom yang disurvei oleh Refinitiv memperkirakan perekonomian Negara Paman Sam tumbuh 7% pada Juli hingga September dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Ini akan menjadi peningkatan tajam dibandingkan kuartal kedua yang menyusut 9% dibandingkan tiga bulan pertama tahun ini.

Pemerintah AS biasanya mengukur pertumbuhan dan kontraksi PDB kuartal secara tahunan untuk melihat tingkat pertumbuhan berkelanjutan selama setahun penuh. Pada waktu normal, pendekatan ini mempermudah untuk membandingkan kinerja ekonomi dari waktu ke waktu. Namun selama krisis bergerak cepat, perhitungan ini membingungkan.

Pada basis tahunan dan penyesuaian musiman, para ekonom memperkirakan pertumbuhan pada kuartal ketiga mencapai 31%. Ini akan menjadi pertumbuhan kuartalan tertinggi sejak 1947.

Pemulihan ekonomi secara kuartalan menunjukkan perbaikan, tetapi ekonom memperingatkan capaian ini tidak mengesankan seperti yang terdengar. "Kontraksi PDB yang sangat besar pada kuartal kedua berarti setiap pertumbuhan kuartal ketiga berasal dari basis PDB yang jauh lebih kecil," kata Direktur Penelitian di Economy Policy Institute.

Dengan demikian, menurut dia, lonjakan PDB yang kemungkinan terlihat pada data uang akan dirilis Kamis (29/10) tidak berarti ekonomi AS sudah keluar dari kesulitan, bahkan belum mendekati.

"Jika perkiraannya benar, aktivitas ekonomi akan menjadi US$ 747 miliar per tahun di bawah puncak sebelumnya yang berarti pemulihan masih jauh dar selesai," katanya.

Ekonomi AS jatuh ke dalam resesi pada peruh pertama tahun ini, Biro riset ekonomi nasional AS mendefinisikan resesi sebagai periode antara puncak aktivitas ekonomi dan titik nadir.

 Kepala Ekonom BMO Financial Group menilai krisis ekonomi belum berakhir meski data AS pada kuartal III nanti menunjukkan lonjakan ekonomi. Perekonomian masih dalam kondisi yang jauh lebih buruk daripada awal tahun.

Jutaan orang tetap menganggur dan bergantung pada tunjangan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan. Pengusaha telah menambah kembali hanya sekitar setengah dari 22 juta pekerjaan yang hilang pada Maret dan April.

"PDB yang melonjak pada kuartal III akan menunjukkan pertumbuhan yang turun dari tingkat yang sangat tertekan sejak karantina pertama kali diberlakukan di sebagian besar wilayah AS," katanya.