Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini melemah 0,6% ke posisi Rp 14.055 per dolar AS usai bank sentral memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75%. Selain penurunan bunga BI, pelemahan rupiah turut dipicu oleh kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19 yang sudah menyebabkan lockdown di sejumlah negara.
Rupiah dibuka di posisi Rp 14.080 per dolar AS, melemah tipis 10 poin dari posisi kemarin. Namun, rupiah sudah bergerak melemah ke posisi Rp 14.060 per dolar AS sebelum pengumuman keputusan BI.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate yang dipublikasikan BI pukul 10.00 WIB juga menempatkan rupiah pada posisi Rp 14.167 per dolar AS. Posisi tersebut melamah dibandingkan kemarin yang berada di level Rp 14.118 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yuan Tiongkok melemah 0,45%, ringgit Malaysia 0,28%, baht Thailand 0,32%, peso Filipina 0,17%, won Korea Selatan 1,02%, rupee India 0,15%, dolar Singapura 0,32%, dan yen Jepang 0,1%. Hanya dolar Hong Kong yang berhasil menguat 0,01%.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Suhaebi menjelaskan, pelemahan rupiah antara lain dipengaruhi sentimen keputusan suku bunga acuan BI. Bank Sentral di luar dugaan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75%.
"Rupiah pada perdagangan sore ini ditutup melemah 85 poin, tetapi pelemahan sebenarnya sudah terjadi sejak perdagangan sesi pagi," ujar Ibrahim, Selasa (19/11).
Rupiah yang melemah juga disebabkan oleh sentimen negatif dari global yakni peningkatan kasus baru Covid-19 yang memicu penutupan kembali wilayah di sejumlah negara. Salah satunya di Australia Selatan.
"Rupiah pada perdagangan besok kemungkinan akan dibuka fluktuatif, tetapi ditutup melemah di level Rp 14.130-14.200 per dolar AS," katanya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai keputusan BI untuk menurunkan bunga acuan didorong oleh kondisi nilai tukar rupiah yang stabil dan berpotensi menguat.
"Dengan penurunan bunga BI, rupiah pada perdagangan besok akan stabil pada level Rp 14.100 hingga Rp 14.200 per dolar AS," kata Josua.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan untuk memangkas suku bunga ditempuh BI seriring dengan inflasi yang rendah dan tekanan yang mereda pada pasar keuangan global. Aliran modal asing masuk ke pasar keuangan Indonesia sejak Oktober hingga pertengahan November mencapai US$ 3,6 miliar.
Kondisi ini mendorong rupiah menguat 3,94% secara poin to poin pada 18 November 2020 dibandingkan Oktober.
"BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," katanya.