Nilai tukar rupiah dibuka melemah 1 poin ke level Rp 14.150 per dolar AS pagi ini, Selasa (24/11). Rupiah terkoreksi tipis meski ada tambahan laporan keberhasilan pengujian vaksin AstraZeneca.
Mengutip Bloomberg, rupiah terus bergerak melemah dan berada di posisi Rp 14.167 per dolar AS hingga pukul 09.45 WIB. Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,04%, dolar Taiwan 0,07%, won Korea Selatan 0,08%, ringgit Malaysia 0,04%, dan baht Thailand 0,06%.
Sementara dolar Hong Kong tak bergerak, dolar Singapura menguat 0,1%. peso Filipina 0,02%, rupee India 0,07%, dan yuan Tiongkok 0,06%.
Meski bergerak melemah pagi ini, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpeluang menguat. Ada sejumlah sentimen positif yang membayangi pergerakan harga aset berisiko pagi ini di pasar Asia. 'Tambahan laporan keberhasilan pengujian vaksin, kali ini dari Astrazeneca memberikan sentimen positif ke pasar keuangan," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (24/11).
AstraZeneca menyatakan vaksin virus corona eksperimennya dapat mencapai efektivitas rata-rata hingga 70%. Itu berarti vaksin buatannya mampu mencegah Covid-19.
Berdasarkan hasil sementara, regimen dosis dari vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford itu efektif mencegah Covid-19 dengan dua dosis penuh. Suntikan vaksin diberikan dalam rentang waktu satu bulan.
Sedangkan regimen dosis lainnya menunjukkan kemanjuran hingga 62% dari dua dosis penuh dalam waktu satu bulan. Jika digabungkan, kedua regimen itu menghasilkan kemanjuran rata-rata 70%.
Selain itu, Ariston menyebutkan bahwa kabar dari politik AS dimana Presiden Donald Trump akhirnya mengizinkan masa transisi pemerintahan dan potensi dipilihnya Janet Yellen, Mantan Gubernur Bank Sentral, The Fed sebagai Menteri Keuangan yang baru oleh Joe Biden juga memberikan sentimen positif ke pasar. Dengan demikian, rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan sentimen-sentimen itu, potensi di antara Rp 14.100-14.200 per dolar AS.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengatakan sentimen global memang sedang membaik. Ini dipicu oleh kabar baik terkait vaksin dan kemungkin berjalan lancarnya peralihan kekuasaan Trump ke Biden. "Hal ini berpotensi mendorong aliran modal ke negara emerging termasuk Indonesia yg pada gilirannya akan mendorong penguatan rupiah," ujar Piter kepada Katadata.co.id.
Namun demikian, Piter mengatakan bahwa rupiah dalam sebulan ini sudah menguat cukup besar. Maka dari itu, ada potensi profit taking yang akan menahan penguatan rupiah. Mata uang Garuda pun diprediksikan bergerak flat hari ini pada rentang Rp 14.100-14.175 per dolar AS.
Data efektivitas vaksin AstraZeneca muncul setelah perusahaan AS, Pfizer Inc dan BioNTech, mencapai tingkat efektivitas 95% dengan data uji klinis lengkap. Adapula vaksin buatan Moderna Inc yang terbukti 94,5% efektif mencegah Covid-19 berdasarkan analisis data awal.
Sedangkan perusahaan Rusia, Sputnik V, menyatakan vaksin buatannya efektif hingga 90%. Namun, hal itu hanya berdasarkan pada penemuan 20 infeksi terhadap uji klinis fase awal.
Di sisi lain, vaksin Sinovac yang dipesan pemerintah dan diuji klinik oleh Bio Farma di Bandung belum menunjukkan efektivitas. Bio Farma menyatakan data interm dan laporan lengkap uji klinik baru rampung pada awal Januari 2021.
Jika laporan bisa diberikan tepat waktu, Kepala BPOM Indonesia Penny K. Lukito mengatakan izin penggunaan darurat vaksin virus corona bisa keluar pada akhir Januari 2021. Izin pengunaan darurat dapat diberikan jika efektivitas atau khasiat vaksin mencapai minimum 50%.