Lelang Surat Utang Perdana 2021 Laris, Pemerintah Kantongi Rp 41 T

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Pemerintah menarik utang melalui lelang SUN pada Selasa (5/1) sebesar Rp 41 triliun.
Penulis: Agustiyanti
6/1/2021, 08.36 WIB

Pemerintah menggelar lelang Surat Utang Negara untuk perdana tahun ini pada Senin (5/1). Dari lelang tujuh seri surat utang, pemerintah memenangkan Rp 41 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 97,2 triliun. 

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Deni Ridwan mengatakan partisipasi asing dalam lelang perdana SUN pada 2021 naik signifikan dibandingkan saat lelang terakhir pada akhir Desember lalu. Saat itu, partisipasi asing hanya mencapai 5,9%.

"Komposisi investor asing yang berpartisipasi pada lelang hari ini meningkat, yaitu sebesar 11,5 persen dari total bids," kata Deni dikutip dari Antara.

Fokus investor dalam lelang SUN kali ini, menurut dia, adalah dua SUN seri benchmark baru dengan tenor 15 dan 30 tahun yaitu FR0088 dan FR089. "Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 48,9 persen dari total,  tenor 15 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp 31,4 triliun," katanya.

Sementara itu, yield tertinggi yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini (cut off rate) tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan cut off rate pada lelang terakhir tahun 2020. "Penurunan terbesar terdapat pada tenor 20 tahun yang mencapai 37 bps," katanya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, tujuh surat utang yang dilelang terdiri dari dua seri surat perbendaharaan negara dan lima SUN.

Dua seri SPN yakni SPN 3210406 dan SPN 12220106 memperoleh penawaran masing-masing Rp 1,25 triliun dan Rp 4,68 triliun, sedangkan nominal yang dimenangkan sebesar Rp 1 triliun dan Rp 2,45 triliun. SPN 3210406 dan SPN 12220106 diterbitkan dalam tenor 3 bulan dan 12 bulan dengan tingkat kupon masing-masing diskonto.

Adapun pada lima seri SUN, pertama seri FR0086 memperoleh penawaran sebesar Rp 13,43 triliun dengan nominal yang dmenangkan pemerintah Rp 4,55 triliun. Seri ini memiliki kupon 5,5% dan jatuh tempo pada 15 April 2026. Kedua, SUN Seri FR0087 memperoleh penawaram sebesar Rp 13,4 triliun dengan nominal yang dimenangkan Rp 8,95 triliun. Seri ini memiliki kupon 6,5% dan jatuh tempo pada 15 Februari 2031.

Ketiga, SUN seri FR088 memperoleh penawaran yang masuk Rp 31,39 triliun dengan nominal yang dimenangkan Rp 12,75 triliun. Keempat, SUN seri FR083 memperoleh penawaran Rp 16,9 triliun, sedangkan nominal yang dimenangkan Rp 7,1 triliun. Seri ini memiliki kupon 7,5% dan jatuh tempo pada 15 April 2040.

Kelima, SUN seri FR0089 memperoleh penawaran yang masuk Rp 16,11 triliun dengan nominal yang dimenangkan Rp 4,2 triliun. Seri ini memiliki kupon 6,875% dan jatuh tempo pada 15 Agustus 2051.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan minat investor pada aset berisiko meningkat pada awal tahun ini. Hal ini antara lain juga terlihat dari kinerja pasar modal yang menguat pada hari pertama perdagangan pasar dan berlanjut pada kemarin. 

 "Pada kuartal pertama ini, modal asing kemungkinan akan mengalir deras, investor positif terhadap aset berisiko," ujar David kepada Katadata.co.id. 

Aliran modal asing terutama dipengaruhi oleh langkah stimulus Amerika Serikat, serta perkembangan vaksinasi dan pandemi Covid-19. Ini pun akan berdampak pada pergerakan rupiah. 

Surat Berharga Negara saat ini masih mendominasi portofolio surat utang pemerintah. Hingga akhir Oktober 2020 mencapai Rp 5.877 triliun, naik 23,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3.756,13 triliun.