Bangkit dari Pandemi, Ekonomi Tiongkok Kuartal I Tumbuh Melesat 18,3%

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
PDB Tiongkok tumbuh hanya 2,3% naik tahun lalu, ekspansi terlemah dalam 44 tahun terakhir.
Penulis: Agustiyanti
16/4/2021, 20.35 WIB

Tiongkok mencatatkan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini tumbuh melesat hingga 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok didorong oleh permintaan yang kuat dari dalan dan luar negeri serta dukungan pemerintah untuk perusahaan-perusahaan kecil.

Mengutip Reuters, ekspansi cepat yang sangat dipengaruhi oleh penurunan aktivitas setahun sebelumnya ini diperkirakan akan melambat pada akhir tahun ini. Ini seiring langkah pemerintah Tiongkok yang mengalihkan perhatiannya untuk mengekang risiko keuangan.

Data menunjukkan pertumbuhan pada kuartal pertama 2021 ini merupakan yang tercepat sejak pencatatan ekonomi secara kuartalan di mulai pada 1992. Namun, realisasi pertumbuhan ekonomi ini berada di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Reuters sebesar 19%.

"Dengan ekonomi yang sudah di atas tren sebelum virus dan penarika dukungan kebijakan, pemulihan ekonomi Tiongkok usai pandemi Covid-19 akan semakin datar,” kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior Tiongkok di Capital Economics.

Ia memperkirakan pertumbuhan secara kuartal akan tetap moderat selama sisa tahun ini karena lonjakan pertumbuhan konstruksi dan ekspor yang mulai mereda.

Langkah pemerintah Tiongkok menahan penyebaran virus Covid-19 secara ketat dan bantuan untuk para pengusaha kecil memulihkan ekonomi negara dengan cepat dari penurunan tajam pada tiga bulan pertama tahun 2020. Ekonomi Tiongkok sudah kembali mencatatkan pertumbuhan sejak kuartal kedua tahun lalu.

Pemulihan ekonomi Tiongkok dipimpin oleh ekspor karena pabrik-pabrik berlomba untuk memenuhi pesanan luar negeri dan baru-baru ini mencatatkan peningkatan konsumsi yang stabil karena pembeli kembali ke restoran, mal, dan dealer mobil mulai pulih.

Penjualan ritel meningkat 34,2% secara tahunan pada Maret, mengalahkan perkiraan analis sebesar 28%. Data lain menunjukkan bahwa moderasi dalam ekspansi dengan pertumbuhan kuartalan melambat menjadi 0,6% pada kuartal pertama tahun ini dari 3,2% yang direvisi pada kuartal sebelumnya, meleset dari ekspektasi yakni tumbuh 1,5%.

Output pabrik tumbuh 14,1% secara tahunan pada Maret, melambat dari lonjakan 35,1% pada periode Januari-Februari dan tertinggal dari perkiraan kenaikan 17,2%.

Juru bicara Biro Statistik Nasional Liu Aihua mengatakan bahwa meski ekonomi pada tahun ini memiliki pijakan yang kuat, sektor jasa dan perusahaan kecil masih menghadapi tantangan. Sementara itu, tingkat inflasi konsumen diperkirakan tetap moderat.

Data pekan lalu menunjukkan harga konsumen naik hanya pada kecepatan sedang pada Maret.

"Ke depan, tren normalisasi dapat berlanjut selama sisa tahun ini, dan konsumsi domestik diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan utama," kata Chaoping Zhu, ahli strategi pasar global di J.P. Morgan Asset Management di Shanghai.

Li Wei, ekonom di Standard Chartered Shanghai, memperkirakan pertumbuhan kuartal kedua melambat menjadi 7%.

Ekonomi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan akan tumbuh 8,6% pada 2021, menurut jajak pendapat Reuters.

PDB Tiongkok tumbuh hanya 2,3% naik tahun lalu, ekspansi terlemah dalam 44 tahun terakhir. Namun, Tiongkok menjadi satu-satunya negara besar yang terhindar dari kontraksi ekonomi.