Sri Mulyani: Kenaikan Ekspor Maret Jadi Tanda Kuat Pemulihan Ekonomi

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kinerja ekspor yang tumbuh tinggi pada bulan lalu menunjukkan terjadinya peningkatan daya saing produk Indonesia.
20/4/2021, 12.28 WIB

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee berpendapat, perbaikan ekspor-impor Indonesia mengindikasikan ekonomi global mulai pulih. “Bukan hanya negara besar, Indonesia juga mulai menunjukkan pemulihan ekonomi,” kata Hans kepada Katadata.co.id, Jumat (16/4).

Kemungkinan besar, sambung dia, ekspor akan semakin meningkat di sisa tahun ini. Pasar AS dan Tiongkok masih terbuka karena kedua negara akan mempercepat pemulihan ekspor.

Untuk tahun ini, Hans memperkirakan, ekspor-impor dapat tumbuh melesat. “Saya pikir pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,5% sampai 5% di 2021,” katanya.

 

Reuters melaporkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal pertama tahun ini melompat 18,3% dibandingkan periode yang sama 2020. Angkanya memang di bawah prediksi analisis di 19%, tapi tetap menjadi lonjakan tertinggi sejak pencatatan ekonomi kuartalan negara itu pada 1992. 

Pemulihan ekonomi Tiongkok didorong dari kegiatan ekspor manufaktur dan konsumsi domestik. Penjualan retail naik 34,2% secara tahunan di Maret 2021. Kenaikannya merupakan yang tertinggi sejak awal 2021. 

Maka dari itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai bahwa Negeri Panda sedang membutuhkan banyak bahan baku dan barang setengah jadi, salah satunya dari Tanah Air. “Ini yang membuat kita mengalami fenomena super siklus komoditas,” ujar Bhima kepada Katadata.co.id.

Badan Pusat Statistik melaporkan, nilai ekspor nonmigas Indonesia sebesar US$ 46,3 miliar pada kuartal I-2021. Dari jumlah tersebut, Tiongkok punya pangsa ekspor paling besar, yakni US$ 9,7 miliar atau setara dengan 21% dari keseluruhan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria