Rupiah Loyo Terseret Kekhawatiran Lonjakan Kasus Covid-19 Usai Lebaran

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia.
18/5/2021, 10.26 WIB

Nilai tukar rupiah melemah 0,12% ke level Rp 14.300 per dolar AS pada pembukaan pasar spot pagi ini, Selasa (18/5). Rupiah loyo akibat kekhawatiran lonjakan Covid-19 usai arus mudik Lebaran.

Mengutip 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, rupiah melemah dalam jangka pendek karena kekhawatiran pasar terhadap risiko arus mudik Lebaran yang memicu kekhawatiran melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. "Ini diperburuk dengan sudah masuknya tiga varian virus corona hasil mutasi ke wilayah Indonesia, yaitu varian B1617 dari India, varian B1351 dari Afrika Selatan, dan varian B117 dari Inggris," ujar Faisyal kepada Katadata.co.id, Selasa (18/5).

Sentimen negatif, menurut dia, juga datang dari keputusan pemerintah yang menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Hal tersebut sebagai bentuk kehati-hatian untuk memastikan keamanan vaksin.

Kendati begitu, ia menilai, pelemahan rupiah berpotensi terbatas mengingat dolar AS sedang dalam tekanan. Ini seiring pernyataan dari beberapa pejabat Bank Sentral AS yang menenangkan para pelaku pasar terkait ekspektasi kenaikan suku bunga setelah data inflasi dirilis lebih baik. "Mereka mengatakan bahwa kenaikan inflasi hanya sementara dan bank sentral masih akan jalankan kebijakan akomodatifnya," kata dia.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,09% ke level 90.08. Mengutip Bloomberg, mata uang Negeri Paman Sam juga terlihat loyo dibanding euro, pound Inggris, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss yang merupakan mata uang utama dunia.

Mayoritas mata uang Asia turut menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,06%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,2%, dolar Taiwan 0,36%, won Korea Selatan 0,16%, rupee India 0,1%, yuan Tiongkok 0,1%, ringgit Malaysia 0,1%, dan baht Thailand 0,05%.

Sebelumnya, pemerintah mempersiapkan fasilitas yang ada di rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 usai Lebaran. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini masih ada 50 ribu dari total 70 ribu tempat tidur isolasi yang kosong.

Tak hanya itu, jumlah tempat tidur di ruang Intensive Care Unit (ICU) yang masih kosong mencapai 5.000 dari total 7.500 buah. Selain itu seluruh pasokan obat-obatan untuk Covid-19 telah diisi ulang. “Semoga kenaikan kasus pasca Lebaran tidak begitu besar sehingga cadangan tempat tidur tak terpakai,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (17/5).

Meski rasio kecukupan tempat tidur (BOR) pasien Covid-19 nasional berada di angka 29 persen, namun beberapa daerah mencatatkan angka di atas itu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan angka BOR tinggi berada di wilayah Sumatera.

Dia menyampaikan rasio BOR Sumatera Utara mencapai 57 persen, Riau 52 persen, Kepulauan Riau 49 persen, Sumatera Barat 49 persen, Sumatera Selatan 47 persen, Bangka Belitung 45 persen, Jambi 43 persen serta Lampung sebesar 38 persen. “Dibandingkan pekan pertama April, kasus mingguan di Sumatera masih meningkat,” kata Airlangga.

Adapun rasio BOR di Rumah Sakit Wisma Atlet Kemayoran berada di angka 16,2 persen atau terendah selama RS ini dibuka untuk pasien Covid-19. Oleh sebab itu, masyarakat diminta menjaga momentum penularan corona yang saat ini masih relatif terkendali. “Mohon angka ini dijaga karena pada periode sebelumnya (RS Wisma Atlet) pernah terisi 90 persen,” kata Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Sedangkan kasus Covid-19 RI pada Senin (17/5) bertambah 4.295 menjadi 1.744.045 orang. Adapun angka kematian pasien corona juga meningkat 212 menjadi 48.305 orang.

Reporter: Agatha Olivia Victoria