Rupiah Masih Loyo di Tengah Banjir Dana Asing Rp 14,7 T dalam Sepekan

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Modal asing pada pekan ini masuk ke pasar surat berharga negara sebesar Rp 12,27 triliun dan pasar saham sebesar Rp 2,41 triliun,
4/6/2021, 18.45 WIB

Nilai tukar rupiah pekan ini ditutup di level Rp 14.295 per dolar AS, melemah tipis 0,07% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Rupiah loyo meski ada aliran modal asing masuk Rp 14,68 triliun ke Tanah Air dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah juga turun tipis 0,06% pada pekan ini. Kurs itu dipublikasikan Bank Indonesia setiap pukul 10.00 WIB.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa dana asing tersebut masuk ke pasar keuangan domestik pada transaksi 31 Mei-3 Juni 2021. "Terdiri dari beli neto di pasar surat berharga negara sebesar Rp 12,27 triliun dan pasar saham sebesar Rp 2,41 triliun," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (4/6).

Dengan perkembangan tersebut, tercatat nett outflow di pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 2,43 triliun. Di sisi lain, premi risiko investasi (CDS) Indonesia lima tahun tercatat turun dari 75,78 basis poin (bps) per 28 Mei 2021 menjadi 74,71 bps per 3 Juni 2021.

Sementara suku bunga SBN Indonesia 10 tahun tercatat naik tipis dari 6,4% pada penutupan kemarin menjadi 6,41% pada pembukaan hari ini. Angka tersebut masih cukup jauh dari suku bunga obligasi AS tenor 10 tahun di kisaran 1,625%.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar menguat terhadap mata uang lainnya dan mencapai level tertingginya dalam beberapa pekan terakhir setelah serentetan data ekonomi yang kuat. Salah satunya data penurunan klaim pengangguran yang mendukung kemungkinan pengetatan awal kebijakan moneter oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve.

Negeri Paman Sam mencatat 385 ribu klaim pengangguran awal dalam seminggu terakhir, lebih rendah dari 390 ribu klaim dalam perkiraan konsensus dan 405 ribu klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya. "Jumlah klaim turun selama lima minggu berturut-turut ke rekor terendah 400 ribu, level yang tidak terlihat sejak awal pandemi," ujar Ibrahim dalam hasil kajiannya, Jumat (4/6).

Sementara itu, pengusaha swasta AS meningkatkan perekrutan pada bulan Mei 2021, dengan perubahan pekerjaan non-pertanian ADP meningkat menjadi 978 ribu. Penurunan jumlah kasus Covid-19 memungkinkan bisnis untuk dibuka kembali dan meningkatkan permintaan. Mengutip Bloomberg, indeks dolar AS mencapai level 90.56 saat ini. Angka tersebut naik tipis 0,05%.

Adapun investor, menurut Ibrahim, masih menunggu data ketenagakerjaan lebih lanjut, termasuk data non-farm payrolls untuk Mei 2021 yang akan dirilis hari ini. Data tersebut dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang prospek ekonomi dan langkah kebijakan Fed selanjutnya.

Ibrahim memperingatkan bahwa investor tetap khawatir tentang perlambatan langkah-langkah stimulus Fed, didorong oleh prospek inflasi yang tidak terkendali. "Namun, beberapa pejabat Fed menegaskan kembali bahwa tekanan harga akan bersifat sementara dan bank sentral akan mempertahankan langkah-langkah stimulus saat ini tidak berubah untuk sementara waktu," ujar dia.

Presiden Fed New York John Williams mengatakan pada hari Kamis (3/6) bahwa pemulihan ekonomi AS dari corona tidak cukup kuat bagi otoritas moneter untuk mulai mengurangi dukungannya untuk bisnis. Tetapi, menuru dia, masuk akal untuk mulai berbicara tentang pengurangan langkah-langkah stimulus. 

Reporter: Agatha Olivia Victoria