Ekspor RI ke AS Turun pada Mei, Produk Alas Kaki Paling Jeblok

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor produk alas kaki secara keseluruhan pada Mei 2021 turun 28,91% dibandingkan bulan sebelumnya.
15/6/2021, 17.39 WIB

Perusahaan keuangan global Goldman Sachs juga memperkirakan paket stimulus tambahan Presiden Joe Biden US$ 1,9 triliun akan mendorong ekonomi AS pulih tajam dari pandemi. Paket kebijakan tersebut bahkan diprediksi mengungkit ekonomi Negeri Adidaya hingga tahun depan.

Goldman Sachs memperkirakan ekonomi AS tumbuh 7%, seperti pertumbuhan Tiongkok pada 2021. Ini akan menjadi laju tercepat perekonomian AS sejak 1984. "Rasanya seperti berada di titik puncak untuk meninggalkan musim dingin Covid-19 yang gelap dan panjang," kata ekonom Goldman Sachs dalam risetnya. 

Ekspor Industri Alas Kaki

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan, penurunan ekspor industri alas kaki  secara keseluruhan pada bulan lalu lebih disebabkan oleh berkurangnya jumlah hari kerja karena hari raya Idul Fitri 2021. BPS mencatat, ekspor produk alas kaki pada Mei 2021 turun 28,91% dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian, ekspor produk alas kaki  secara kumulatif Januari-Mei naik 12,48%.

Firman menjelaskan, ekspor produk alas kaki tetap tumbuh di tengah pandemi karena memiliki daya saing. Ia optimistis kinerja ekspor alas kaki akan terus membaik.“Saya rasa ekspor alas kaki masih akan tumbuh dikisaran dua digit untuk 2021,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengatakan masih terdapat tantangan terutama terkait aktivitas produksi. Pada Mei 2021,menurut Firman, utilitas pabrik alas kaki hampir mencapai 100%. Namun, terjadi penurunan aktivitas produksi hingga 20% dalam beberapa hari terakhir imbas naiknya kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Kudus yang berdekatan dengan kawasan sentra produksi.

“Karena peningkatan Covid-19, pabrik di sekitar Kudus seperti di Rembang, Pati, dan Jepara mengalami penurunan produktivitas hingga 20%. Banyak pekerja yang izin karena karena isolasi mandiri dan terjangkit Covid-19,” kata dia.

Ia mengatakan kondisi tersebut cukup menganggu produktivitas industri alas kaki, meski secara nasional masih diatasi karena sentra produksi di wilayah lain seperti Banten. Firman berharap, pemerintah dapat mempercepat vaksinasi pekerja di industri persepatuan. Dengan demikian, aktivitas produksi dapat tetap mengimbangi permintaan yang datang. 

“Kami harap pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi, kalau bisa kita juga mendapat vaksin untuk mencegah penularan di pabrik,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi