Kewajiban Investasi RI Turun Jadi US$ 268,6 Miliar Efek Rupiah Melemah

KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. Posisi Investasi Indonesia setara dengan 25,3% dari produk domestik bruto (PDB).
Penulis: Agustiyanti
25/6/2021, 13.30 WIB

Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I 2021 mencatatkan kewajiban neto US$ 268 miliar, turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 281 miliar. Ini disebabkan menurunnya posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan,  PII Indonesia setara dengan 25,3% dari produk domestik bruto (PDB). "Penurunan posisi KFLN Indonesia didorong oleh nilai instrumen keuangan domestik yang menurun," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Senin (25/6).

Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal I 2021 menurun 1% dari US$ 685,5 miliar menjadi US$ 678,6 miliar. Penurunan posisi KFLN terutama disebabkan oleh faktor revaluasi atas nilai instrumen keuangan domestik berdenominasi rupiah, seiring dengan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

Namun, penurunan lebih lanjut tertahan oleh transaksi KFLN yang mencatat surplus berupa arus masuk investasi langsung dan investasi portofolio pada kuartal I 2021. Hal tersebut seiring persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik yang tetap terjaga.

Sementara itu, posisi AFLN Indonesia meningkat terutama didorong oleh peningkatan transaksi aset dalam bentuk cadangan devisa dan investasi lainnya. Posisi AFLN pada akhir kuartal I 2021 tumbuh 1,4% dari US$ 404,5 miliar menjadi US$ 410 miliar.

Peningkatan posisi AFLN tertahan oleh faktor revaluasi akibat penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Selain itu, penurunan harga beberapa aset luar negeri dalam bentuk surat utang menjadi faktor penghamnat peningkatan.

BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal I 2021 tetap terjaga dan mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tercermin dari struktur kewajiban PII Indonesia yang didominasi oleh instrumen berjangka panjang.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria