Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Penulis: Agustiyanti
30/6/2021, 10.44 WIB

Bank Indonesia memperkirakan kebijakan pengurangan likuiditas atau tapering off oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve paling cepat dilaksanakan pada awal 2022. BI pun telah menyiapkan sejumlah langkah agar kebijakan The Fed tak menganggu stabilitas rupiah.

"Tapering oleh bank sentral AS paling cepat akan dilakukan awal 2022, secara bertahap. Sedangkan kenaikan bunga diprediksi November 2022," ujar Perry Warjiyo dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi, Senin (29/6).

Perry menjelaskan, The Fed saat ini masih mempertahankan stance kebijakan akomodatif, tanpa mengubah panduan ke depan. Bank Sentral AS mempertahankan kebijakan suku bunga 0-0,25% dan pembelian obligasi US$ 120 miliar. The Fed juga memandang kenaikan inflasi hanya bersifat sementara.

Selain itu, menurut Perry, diskusi tapering asset purchase pada rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) mendatang juga baru bersifat kemungkinan. Meski demikian, nada dalam rapat FOMC menujukkan optimisme terhadap perekonomian AS.

Perry memastikan BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Pada 2021, seluruh instrumen kebijakan BI tetap bertujuan mendorong pemulihan ekonomi.

"Pada 2022, kebijakan moneter lebih untuk stabilitas, sementara empat kebijakan lainnya (makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta UMKM dan eksyar) tetap untuk mendorong pertumbuhan," kata Perry.

Dari sisi kebijakan moneter, perry memaparkan, BI tetap akan menjaga stabilitas rupiah dari dampak Fed tapering melalui intervensi tiga lapis di pasar spot, DNDF, dan pembelian surat berharga negara di pasar sekunder. Suku bunga akan tetap rendah dan longgar hingga muncul indikasi kenaikan inflasi permanen.

Halaman: