Investasi Asing Mengalir ke Luar Jawa, Didorong Tambang dan Migas

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
Ilustrasi. Porsi investasi di luar Jawa secara keseluruhan, baik PMA, maupun PMDN mencapai 51,5% atau Rp 228,23 triliun pada Semester I 2021.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
28/7/2021, 12.24 WIB

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) belum lama ini menyepakati rencana pembangunan semlter nikel di Morowali bersama dua perusahaan asal Tiongkok Taiyuan Iron & Steel Co Ltd dan Shandong Xinhai Technology Co Ltd. Ketiga perusahaan akan membentuk perusahaan patungan yang akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace beserta fasilitas pendukungnya. Berdasarkan perkiraan, lini pengolahan ini akan memproduksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun.

Kementerian ESDM juga mencatat, akan ada 53 smelter baru yang beroperasi hingga 2023. Sebanyak 30 di antaranya merupakan smelter nikel, terdiri dari 13 smelter nikel yang sudah terbangun dan 17 lainnya masih dalam rencana.

Sementara itu, investasi asing di Riau yang didorong oleh industri minyak terjadi seiring tren pemulihan harga minyak. Data BPS mencatat, nilai ekspor migas pada paruh pertama tahun ini sebesar US$ 5,8 miliar, naik 48% dari periode yang sama tahun lalu US$ 3,9 miliar. Kenaikan terutama didorong oleh penjualan minyak mentah yang naik  627% dari US$ 275 juta tahun lalu menjadi US$ 2 miliar sepanjang Januari-Juni 2021.

Perbaikan pada industri migas juga ditopang tren harga minyak dunia yang membaik dalam enam bulan terakhir. Mengutip Nasdaq, harga minyak jenis Brent pada akhir Juni tercatat US$ 75,13 per barel, naik 45% secara year-to-date dari harga awal tahun US$ 51,8 per barel.

BKPM juga mencatat  realisasi penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya sebesar US$ 3,48 miliar di 550 proyek pada semester I-2021. Jumlah itu menjadi yang tertinggi dibandingkan sektor PMA lainnya pada periode yang sama.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said