Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,01% ke level Rp 14.461 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot hari ini. Namun, rupiah berpotensi melemah tertekan data purchasing manager's index (PMI) manufaktur yang anjlok ke level 40, terendah dalam setahun terakhir.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah ke level Rp 14.473 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB. Posisi ini lebih rendah dari penutupan pekan lalu di level 14.463 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya kompak melemah. Dolar Hong Kong melemah 0,03%, dolar Taiwan 0,01%, won Korea Selatan 0,26%, peso Filipina 0,05%, rupee India 0,18%, yuan Tiongkok 0,09%, ringgit Malaysia 0,14% dan bath Thailand 0,19%. Sebaliknya, yen Jepang dan dolar Singapura berhasil menguat masing-masing 0,03% dan 0,01%.
Anlis pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpeluang melemah seiring data manfuaktur yang turun ke posisi 40. Ini artinya kondisi manufaktur di Indonesia mengalami kontraksi atau pelambatan.
Data inflasi yang menurun dan berpotensi mengalami deflasi juga berpotensi menekan rupiah. Ini karena deflasi pada IHK dapat diartikan sebagai penurunan konsumsi rumah tangga yang selama ini berpotensi melemah.
Di samping itu, menurut Ariston, rupiah juga berpotensi melemah karena menguatnya indeks dolar AS yang ditopang rilis data ekonomi AS pekan lalu. Rupiah diprediksikan bergerak di kisaran Rp 14.440 hingga 14.000 per dolar AS hari ini.
"Ada kemungkinan Nilai tukar rupiah berbalik melemah karena akhir pekan lalu indeks dollar AS ditutup menguat setelah data ekonomi AS menunjukkan hasil yang positif." kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin, (2/8).
Pemerintah AS merilis laporan PDB kuartal kedua tahun ini berhasil tumbuh 6,5% secara tahunan. Meski jauh di bawah ekspektasi para ekonom, kinerja ini masih melanjutkan tren pemulihan yang terjadi pada kuartal pertama dengan pertumbuhan ekonomi 6,3%.
Laju pertumbuhan pada kuartal kedua adalah yang tercepat sejak kuartal ketiga tahun lalu, ketika ekonomi bangkit kembali 33,4% setelah jatuh dalam pada kuartal kedua 2020. Selain itu, ini adalah tingkat pertumbuhan terbaik untuk periode April-Juni sejak 2003.
Pemulihan pada perekonomian negara paman sam ini juga ditunjukkan indeks keyakinan konsumen pada bulan Juli yang terus meningkat. Mengutip Reuters, Panel Konferensi awal minggu lalu mengumumkan indeks keyakinan konsumen bulan ini di level 129,1, naik dari bulan Juni 128,9 serta jadi rekor tertinggi dalam 17 bulan terakhir.
Prospek ekonomi semakin cerah oleh data lain yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan peningkatan solid dalam pesanan baru untuk barang modal manufaktur di bulan Juni. Kondisi ini di tengah kendala pasokan menghambat produksi di beberapa pabrik, menunjukkan bahwa pengeluaran bisnis untuk peralatan dapat tetap kuat untuk sementara waktu.
Ariston juga mengatakan laporan data indikator inflasi inti PCE Price Index AS bulan Juni lalu yang menunjukkan angka 3,5% secara tahunan juga jadi sinyal pemulihan yang terus menguat. Ini kata dia semakin mempertegas adanya peluang percepatan tapering off oleh bank sentral AS. "Data ekonomi AS yang lebih bagus dari proyeksi ini membuka peluang tapering kebijakan pelonggaran moneter AS." ujarnya.
Namun, sejumlah indikator terutama penguatan pada aset berisiko negara-negara Asia berpeluang menahan pelemahan rupiah. Indeks saham-saham Asia dibuka menguat pagi ini bersamaan dengan kinerja sejumlah perusahaan global yang membaik di sepanjang April-Juni 2021.
"Ini bisa mengindikasikan minat pasar terhadap aset berisiko masih tinggi, selain itu belakangan ini laporan kinerja perusahaan global di kuartal kedua juga terlihat membaik sehingga plemahan nilai tukar rupiah bisa tertahan karena ini dan mungkin bisa berbalik menguat." kata dia.
IHSG dibuka menguat pagi ini 0,46% ke level 6.098, bersama dengan indeks Nikkei 225 yang juga menguat pagi ini 1,58% ke level 27.715, indeks TAIEX Taiwan 0,33% ke level 17.303, indeks All Ordinaries Australia 1,28% ke level 7.762, indeks FTSE Malaysia 0,33% ke level 1.499, indeks Ho Chi Minh juga menguat 1,27% ke level 1.310 serta indeks PSEi Filipina menguat 0,45% ke level 6.298.
Kendati demikian sejumlah indeks saham juga menunjukkan pelemahan, Shanghai SE Composite melemah 0,64% ke level 3.375, indeks Hang Seng Hong Kong 0,51% ke level 25.829, indeks KOSPI Korea Selatan 0,19% ke level 3.196, indeks S&P BSE Sensex India 0,13% ke level 52.586, serta indeks Strait Times Singapura 0,58% ke level 3.148.