Sri Mulyani Waspadai Dana Masyarakat Menengah Bawah Tergerus Pandemi

Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang didominasi nasabah kaya tidak dibarengi dengan kinerja yang memuaskan dari penyaluran kredit.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/8/2021, 12.50 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti ketimpangan kenaikan simpanan atau dana masyarakat di perbankan antara nasabah berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah di tengah pandemi. 

"Masyarakat yang tabungannya di atas 100 juta meningkat lebih banyak dibandingkan yang tabungannya di bawah Rp 100 juta menurun, ini yang harus kita waspadai." kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual bertajuk Like It, Selasa, (3/8).

Ia mengatakan, masalah ini menjadi salah satu bentuk disrupsi yang terjadi pada sektor keuangan di tengah pandemi. Pertumbuhan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang didominasi nasabah kaya tidak dibarengi dengan kinerja yang memuaskan dari penyaluran kredit.

Sri Mulyani mengatakan, sektor keuangan semakin sulit pulih karena penyaluran kredit yang tumbuh sangat lambat. Penyaluran kredit bahkan sempat terkontraksi selama delapan bulan yang dipengaruhi adanya restruktrusasi kredit besar-besaran kepada hampir seluruh nasabah perbankan.

"Pemulihan ekonomi tidak dapat dipenuhi dari satu mesin pertumbuhan yaitu pemerintah saja, sehingga kami berharap sektor keuangan akan terus secara bertahap mengembalikan fungsi intermediary terutama dari sisi credit channeling." kata Sri Mulyani.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  pekan lalu melaporkan, kondisi sektor jasa keuangan cenderung stabil selama paruh pertama tahun ini. Hal ini, antara lain tercermin dari realisasi kredit perbankan yang mulai tumbuh pada Juni setelah terkontraksi sejak Oktober 2020.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said