Airlangga Optomistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Melesat 6%.

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Konsumen tampaknya semakin optimistis dengan kondisi perekonomian memasuki kuartal keempat ini, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober sebesar 113,4 poin.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/11/2021, 13.43 WIB

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dapat mencapai 4%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan, ekonomi di sisa tiga bulan terakhir tahun ini mampu tumbuh 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

"Kalau mau tumbuh di angka 4% tahun ini, maka kuartal IV ini kita harus memacu 5,5% hingga 6% dan itu dimungkinkan dengan berbagai indikator," kata Airlangga dalam webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11).

Ia menjelaskan, beberapa indikator menunjukkan kondisi ekonomi menguat dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Konsumen tampaknya semakin optimistis dengan kondisi perekonomian memasuki kuartal keempat ini, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober sebesar 113,4 poin.

IKK Oktober merupakan pembalikan setelah bulan sebelumnya tertahan di zona pesimistis. Kinerja Oktober ini juga menunjukkan indeks tertinggi sepanjang 19 bulan terakhir.

Sementara  dari sisi produksi, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur pada Oktober juga kembali melesat ke level 57,2. Indikator ini menunjukkan pabrik-pabrik di dalam negeri semakin ekspansif.Selain itu, kinerja Oktober juga merupakan ekspansi dua bulan berturut-turut setelah kontraksi pada Agustus.

"PMI kita juga tertinggi dibandingkan dengan negara lain terutama dengan ASEAN, kita di atas Malaysia, Vietnam, Filipina dan Thaialnd," kata Airlangga.

Dengan berbagai indikator tersebut, dia optimistis perekonomian kuartal empat akan tumbuh semakin kuat. Ekonomi sepanjang tahun 2021 bisa mencapai 4% dan mencapai 5,2% pada tahun depan atau sesuai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Airlangga mejelaskan, beberapa komponen pengeluaran yang lesu pada kuartal ketiga lalu mulai kembali menguat di akhir tahun ini. Konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga lalu melambat dengan pertumbuhan 1,03% setelah tumbuh 5,96% pada kuartal kedua.

"Saat sekarang (pandemi) sudah relatif terkendali sehingga tentu kita lihat akan ada peningkatan kembali dari sisi konsumsi," kata dia.

Dari sisi konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan semakin kuat setelah hanya tumbuh 0,66% sepanjang Juli-September lalu.

Airlangga menyebut, sejumlah sektor usaha dalam beberapa kuartal terakhir telah menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Sektor usaha yang konsisten tumbuh psotif antara lain sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 5,51% pada kuartal ketiga kemarin. Jasa kesehatan tumbuh 14%, pertanian 1,31% dan real estate 3,42%.

Khusus di sektor real estate, menurut dia, pertumbuhan terdongkrak adanya insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk properti sebesar 0% untuk pembelian hunian di bawah Rp 2 miliar. Properti dengan nilai di atas Rp 2 miliar-Rp 5 miliar memperoleh diskon PPN sebesar 50%.

Industri pengolahan yang memberi andil besar terhadap PDB juga berhasil tumbuh 3,68% pada kuartal ketiga kemarin. Airlangga menyebut ini ditopang membaiknya sektor otomotif berkat adanya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor.

"Ini membuat supply chainnya bergerak dan diperkirakan tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke 850 ribu dan ekspornya juga diharap bisa meningkat ke 300 ribu," kata dia.

Reporter: Abdul Azis Said