• Pertumbuhan ekonomi kuartal 3 hanya mencapai 3,5%, di bawah ekpektasi pemerintah yang mencapai 4,5%. 
  • Kasus Covid-19 yang terkendali dan pelonggaran pembatasan akan mendorong ekonomi tumbuh kuat pada kuartal keempat.
  • Ekonomi sepanjang tahun ini masih mampu tumbuh di kisaran 4%.

Ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini hanya tumbuh 3,51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu tak sesuai ekspektasi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai 4,5%. Namun, berbagai pelonggaran pembatasan yang jor-joran diberikan pemerintah seiring kasus Covid-19 yang melandai memberikan optimisme bahwa kondisi ekonomi yang jauh lebih baik mendekati pengujung tahun. 

Ekonom OCBC NISP Wellian Wiranto menjelaskan, pelaku pasar sudah memahami kondisi ekonomi kuartal ketiga akan lebih berat karena lonjakan kasus Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat mal dan sebagian besar bisnis tutup. 

“Perlambatan ekonomi sudah diperkirakan. Namun, pertumbuhan 3,5% jauh lebih lambat dibandingkan kuartal II sebesar 7,07%, serta perkiraan kami 4% dan konsensus pasar sesear 3,88%,” ujar Welian dalam risetnya pekan lalu. 

Pertumbuhan yang berada di bawah ekspektasi terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga. Meskipun mampu tumbuh 1,03%, menurut Welian, capaian  ini lebih banyak didorong oleh penurunan pada kuartal ketiga tahun lalu. 

“Perlambatan konsumsi rumah tangga adalah dampak dari kekhawatiran konsumen terhadap penyebaran virus,” katanya. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga menilai konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga sangat terpengaruh oleh penyebaran varian delta di akhir tahun. Hal ini membuat konsumsi rumah tangga hanya menyumbang 0,6% terhadap pertumbuman ekonomi kuartal III 2021, anjlok dibandingkan kontribusi pada kuartal sebelumnya yang mencapai 6%. 

Andry melihat dampak pembatasan mobilitas akibat varian Delta hampir serupa dengan pembatasan sebelumnya. Sektor-sektor yang terkait dengan mobilitas seperti transportasi, hotel, dan restoran mencatatkan pertumbuhan negatif setelah membaık secara luas pada kuartal ketiga. 

“Sektor dengan kinerja terbaik adalah manufaktur, pertambangan, dan konstruksi,” kata dia.  

Di sisi lain, menurut Andry, pertumbuhan ekspor dan impor tetap kuat. Lonjakan harga komoditas serta pembukaan kembali ekonomi  global mendukung neraca Internasional Indonesia. 

Badan Pusat Statistik mencatat, komponen perdagangan internasional tumbuh paling kuat pada kuartal ketiga tahun ini. Ekspor berhasil tumbuh 29,16%, begitu juga impor yang tumbuh lebih tinggi mencapai 30,11%. 

Sementara empat komponen lainnya masih tumbuh positif sekalipun melambat. Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 1,03%, konsumsi LNPRT tumbuh 2,96%, konsumsi pemerintah 0,66% dan investasi (PMTB) tumbuh 3,74%.

Ekonomi Masih Akan Tumbuh Kuat 

Meski kinerja ekonomi kuartal ketiga di bawah ekspektasi pemerintah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan capaian kuartal III masih merupakan hasil yang positif  meski melambat.

"Ini menunjukkan momentum pemulihan tetap terjaga dan akan semakin kuat  setelah terjadi penurunan kasus di pertengahan Agustus hingga akhir September 2021”, ujar Febrio pada Jumat (5/11). 

Pemulihan yang terjaga juga tercermin dari kinerja perekonomian yang masih berhasil tumbuh 1,55% dari kuartal sebelumnya. Selain itu, tren pemulihan juga terlihat dari tren kondisi ketenagakerjaan yang membaik pada Agustus 2021.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement