Meski Ada Omicron, RI Bisa Jadi Negara Kelas Menengah Atas pada 2022
Pemerintah optimistis Indonesia bisa kembali masuk dalam kelompok negara pendapatan menengah atas tahun depan meski ekonomi global terancam melambat akibat penyebaran varian Omicorn. Bank Dunia sebelumnya menurunkan peringkat Indonesia menjadi pendapatan menengah bawah sebagai imbas menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) akibat pandemi Covid-19.
"Terkait lower middle income, dalam hitungan Bappenas kita bisa tahun depan ke upper middle income sekitar US$ 4.100 bisa lah," kata Suharso kepada wartawan usai menghadiri acara BPS Award Desa Cantik 2021 di hotel Shangri-La Jakarta, Senin (6/12).
Pemerintah juga menargetkan Indonesia dapat lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap dan menjadi negara maju pada 2045 atau tepat 100 tahun kemerdekaan. Namun, Suharso mengatakan pemerintah saat ini masih fokus untuk mendorong agar RI bisa kembali naik kelas sebagai negara berpendapatan menengah atas.
Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia pada kelompok negara berpendapatan menengah bawah pada tahun ini. Resesi ekonomi membuat PDB per kapita Indonesia turun dari US$ 4.050 pada 2019 menjadi US$ 3.870.
Pengelompokkan kategori pendapatan negara tersebut dihitung berdasarkan PDB per kapita masing-masing negara dengan metode Atlas Bank Dunia. Indonesia sejak tahun lalu masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas setelah bertahun-tahun sebelumnya berada pada kelompok negara berpendapatan menengah bawah
Selain karena secara nominal pendapatan per kapita Indonesia berkurang, Bank Dunia juga mengubah pengklasifikasian negara-negara tersebut. Negara yang masuk dalam kelompok pendapatan rendah memiliki PDB per kapita di bawah US$ 1.046. Negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki PDB per kapita antara US$ 1.046 dan US$ 4.095.
Kemudian ekonomi berpendapatan menengah atas memiliki PDB per kapita antara US$ 4.096 dan US$ 12.695. Sedangkan negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi memiliki PDB per kapita sebesar US$ 12.695 atau lebih.
Bappenas sebelumnya mengatakan Indonesia akan kesulitan naik kelas menjadi negara pendapatan tinggi atau high income jika perekonomian tumbuh dalam laju yang sama. Adapun perekonomia Indonesia rata-rata tumbuh 5% selama lima tahun terakhir.
Deputi bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar dalam diskusi virtual awal Agustus lalu mengungkap Indonesia perlu pertumbuhan rata-rata 6%-7% untuk bisa merealisasikan target tersebut. Sementara itu perekonomian Vietnam pada periode yang sama tumbuh rata-rata 6,9% dan Filipina 6,6%. Kedua negara tersebut bisa mendahului RI keluar dari middle income trap jika pertumbuhan ekonomi RI stagnan di kisaran 5%.
"Tanpa ada redesign transformasi ekonomi, pendapatan perkapita Indonesia akan disalip oleh Filipina pada 2037 dan Vietnam pada 2043," kata Deputi bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar dalam diskusi virtual perayaan 50 tahun CSIS awal Agustus lalu.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,2%. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan, perekonomian Indonesia dapat tumbuh lebih kuat sebesar 5,9% tahun 2022. Namun, prospek ini kemungkinan besar akan kembali dipangkas seiring meningkatnya ketidakpastian global tahun depan akibat adanya varian baru Covid-19 Omicron. IMF juga telah mengeluarkan peringatan akan kembali memangkas pertumbuhan ekonomi global seiring meningkatnya varian Omicron.