RI Umumkan Kasus Pertama Omicron, Rupiah Jatuh ke 14.358 per US$
Kurs rupiah berbalik melemah ke 14.358 per dolar AS pada pukul 12.15 WIB setelah sempat bergerak menguat pagi ini. Rupiah melemah tak lama berselang setelah pemerintah resmi mengumumkan kasus pertama varian baru Covid-19 Omicron.
Rupiah dibuka menguat 0,1% ke level Rp 14.332 per dolar AS pagi ini. Kurs garuda masih perkasa sekalipun bank sentral AS, The Federal Reserve tadi malam mengumumkan percepatan tapering off dan kemungkinan kenaikan bunga acuan tahun depan.
Berdasarkan pemantauan data Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan hingga pukul 11.00 WIB sejak pembukaan. Nilai tukar bahkan sempat menyentuh Rp 14.314 pada pukul 10.12 WIB. Namun, rupiah mulai terus bergerak sejak pengumuman kasus pertama varian baru ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Meski demikian, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan laporan Omicron tersebut tidak akan signifikan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Ia melihat pasar sebenarnya tidak shock sekalipun pemerintah resmi melaporkan kasus pertama ini.
"Karena memang pasar memperkirakan bahwa Omicron sudah hampir pasti masuk, sejak teridentifikasi di Malaysia dan Singapura," kata Rully kepada Katadata.co.id, Kamis (16/12).
Senada dengan Rully, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan laporan kasus Omicron tidak akan berpengaruh signifikan ke rupiah. Hal ini terlihat dari pergerakan rupiah yang tidak anjlok signifikan dari posisi pembukaan.
"Ini menunjukk bahwa pemerintah sudah menginformasikan lebih cepat dibandingkan tidak memberikan infromasi padahal kenyataannya Omicorn sudah menyebar," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id.
Ia mengatakan, kekhawatiran pasar selama ini terutama lantaran menganggap Omicron memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dari varian lainnya, sehingga berpotensi menimbulkan gelombang baru. Namun, kekhawatiran tersebut mulai mereda setelah sejumlah klaim mengatakan bahwa varian ini memiliki gejala lebih ringan. Kondisi ini yang menurut Ibrahim menjadi alasan pelemahan kemungkinan hanya akan bersifat sementara.
Di sisi lain, Ibrahim mengatakan pelemahan nilai tukar justru bukan karena laporan Omicron melainkan merespon pernyataan The Fed tadi malam. Bank sentral AS itu mengumumkan percepaatn tapering off mulai bulan depan, sehingga ada peluang kenaikan suku bunga acuan tahun depan. Meksi begitu, dampaknya pun dinilai tidak akan signifikan.
"Kalaupun rupiah mengalami pelemahan, ini bukan karena Omciron tapi dampak dari pernyataan Gubernur The Fed tadi malam," kata dia.
Pemerintah resmi mengumumkan kasus Omicron pertama di Indonesia pada Rabu (15/12). Kasus tersebut ditemukan dari seorang pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet yang terinfeksi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sampel diambil dari tim di Wisma Atlet pada 8 Desember. Sampel lalu dikirimkan ke Kemenkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing dan hasilnya ada satu orang yang terdeteksi Omicron.
“Ada tiga terkonfirmasi positif, satu orang positif Omicron,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12)
Kasus tersebut juga tidak mengalami gejala seperti pilek dan batuk. Hasil tes PCR kedua petugas pembersih itu juga telah menunjukkan hasil negatif Covid-19.
Selain itu Budi mengatakan ada lima orang yang berstatus probable Omicron. Mereka terdiri dari dua WNI yang pulang dari AS serta tiga WN Cina yang tiba di Manado.