Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan ini mencatatkan inflasi 0,32%, setelah bulan sebelumnya deflasi tipis 0,02%. Inflasi disumbangkan kenaikan harga tempe, cabai merah, dan cabai rawit.
"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama Maret 2022, perkembangan harga pada minggu pertama ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,32% secara bulanan," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono
Dengan perkembangan tersebut, menurut dia, perkiraan inflasi tahun kalender bulan ini sebesar 0,88% dan inflasi tahunan sebesar 2,31%. Jika perkara ini tidak meleset, maka inflasi secara tahunan akan menjadi yang tertinggi sejak Mei 2020 sebesar 2,19%.
Erwin mengatakan, penyumbang utama inflasi Maret 2022 ini antara lain komoditas cabai merah sebesar 0,07% secara bulanan, cabai rawit, tempe, bawang merah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03%, daging ayam ras, tahu mentah, telur ayam ras, dan sabun deterjen bubuk atau cair masing-masing sebesar 0,02%, serta bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01%.
Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), cabai mencatat kenaikan harga selama sebulan terakhir. Cabai rawit merah naik 43,4% menjadi Rp 69.100 per kg, diikuti kenaikan 38,7% pada harga cabai merah besar menjadi Rp 47.300 per kg. Harga cabai merah keriting juga melonjak 45,5% menjadi Rp 50.500 per kg.
Komoditas lainnya yang juga mencatat kenaikan harga seperti bawang merah sebesar 19,3% menjadi Rp 37.100 per kg. Kenaikan harga tempe tampaknya juga dipengaruhi kenaikan harga kedelai impor sebesar 6,4% menjadi Rp 13.400 per kg.
"Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi minyak goreng sebesar 0,04%," kata Erwin.
Harga minyak goreng untuk semua jenis mencatat penurunan. Minyak goreng curah turun 7,5% menjadi Rp 16.000 per kg. Penurunan harga juga pada minyak goreng kemasan sederhana sebesar 3,5% menjadi Rp 16.500 per kg.
Sementara, meski diramal akan inflasi tipis tetapi pergerakan harga daging ayam ras dan telur ayam ras turun sebulan terakhir. Harga daging ayam ras turun 2,5% menjadi Rp 35.400 per kg, begitu juga harga telur sebesar 1,6% menjadi Rp 24.900 per kg.
IHK bulan lalu tercatat deflasi 0,02% meski secara tahunan masih inflasi 2,06%. Deflasi secara bulanan pada Februari mengakhiri tren inflasi selama lima bulan terakhir. Sebelumnya, IHK juga sempat deflasi 0,04% pada September 2021, setelah itu inflasi terus naik menuju pergantian tahun.
"Penyumbang utama deflasi terkait harga-harga komoditas seperti minyak goreng, telur ayam ras serta daging ayam ras." kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers secara daring, Selasa (1/3).
Komponen harga bergejolak mencatat deflasi 1,5% secara bulanan dengan andil deflasi 0,25%. Sementara, dua komponen lainnya masih mencatat inflasi. Komponen inti sebesar 0,31% dengan andil inflasi 0,20%, sementara komponen harga diatur pemerintah sebesar 0,18% dengan andil inflasi 0,03%.