Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia turun US$ 2,3 miliar menjadi US$ 139,1 miliar pada akhir Maret 2022. Penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryoni menilai posisi cadangan devisa Indonesia masih tinggi. Posisi serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/4).
BI memandang cadangan devisa ke depan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
Kementerian Keuangan pada akhir bulan lalu telah melakukan transaksi liability management untuk kedua kalinya di pasar global dengan skema tender offer mencapai US$ 467,48 juta. Liability management ini dilakukan untuk membeli kembali sembilan seri obligasi global yang dimiliki oleh investor dengan tenor tiga sampai lima tahun.
"Antusiasme investor global untuk berpartisipasi dalam transaksi ini tercermin dari jumlah instruksi tender yang diterima untuk seluruh seri yang totalnya mencapai US$ 1,57 miliar," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman pada pekan lalu.
Ia menjelaskan pembelian kembali dilakukan untuk obligasi dengan tenor tiga hingga lima tahun. DJPPR menyebut transaski liability management ini sebagai bagian dari upaya pengelolaan portofolio instrumen pembiayaan APBN. Transaksi liability management ini untuk memperpanjang maturity profile instrumen obligasi global serta melakukan penghematan biaya utang dari penurunan beban bunga
Berdasarkan laporan APBN KiTA hingga Februari 2022, pemerintah telah melakukan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp 7 triliun.