Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal I 2022 mencapai Rp 282,4 triliun, tumbuh 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 219,7 triliun. Pertumbuhan realisasi investasi ini mencatatkan rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
"Ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam meramu kebijakan investasi on the track. Ini memberikan rasa kepastian bagi investor untuk menanamkan investasinya," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan realisasi investasi secara daring di Jakarta, Rabu (27/4).
Ia mencatat, realisasi penanaman modal asing (PMA) sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai Rp 147,2 triliun, tumbuh 31,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Singapura, Hong Kong, China, Jepang dan Amerika Serikat masih menjadi penanam modal terbesar.
Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 135,2 triliun, tumbuh 25,1% secara tahunan. "Asing mulai nyaman dan yakin terhadap stabilitas kebijakan negara dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia. Demikian pula PMDN tumbuh," katanya.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi pada kuartal I 2022 terutama tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Tengah. Realisasi investasi di periode ini didominasi oleh industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; sektor pertambangan; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; serta listrik, air dan gas.
Menurut Bahlil, industri dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya sejak tahun lalu menjadi primadona investor. Padahal, sektor tersebut hanya berada di posisi keempat pada 2019. Investasi di sektor ini saling mendukung dengan investasi di bidang transportasi dan pertambangan
"Hilirisasi benar-benar terjadi. Indonesia tidak akan pernah terpengaruh dengan intervensi dari negara manapun untuk menahan hilirisasi kita," katanya.
Realisasi investasi yang tumbuh kencang mendorong terserapnya 319.013 orang tenaga kerja pada kuartal I 2021. Adapun ralisasi pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai 23,5% dari target yang diminta Presiden Jokowi sebesar Rp1.200 triliun pada tahun ini.