Isu Reshuffle Kabinet Tak Akan Pengaruhi Pergerakan Rupiah Hari Ini

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. rupiah pagi ini melemah ke level Rp Rp 14.732 hingga pukul 09.30 WIB tertekan potensi The Fed menaikkan bunga secara agresif.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/6/2022, 09.37 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 26 poin ke level Rp 14.725 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah terimbas rencana kenaikan bunga acuan The Federal Reserve yang agresif, sedangkan isu politik reshuffle kabinet di dalam negeri tak banyak memberikan pengaruh.

Mengutip Bloomberg, rupiah kian bergerak melemah ke Rp 14.732 pada pukul 09.30 WIB,  semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.699 per dolar AS. Sementara itu, mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS pagi ini.

Won Korsel terkoreksi 0,38% bersama peso Filipina 0,29%, baht Thailand 0,13%, ringgit Malaysia 0,03%, dolar Taiwan 0,05%. Sementara, yuan Cina menguat 0,26% bersama rupee India 0,05%, yen Jepang 0,18% dan dolar Singapura 0,08%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan kembali tertekan pada hari ini ke kisaran Rp 14.730, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.650 per dolar AS. Pelemahan hari ini masih dipengaruhi sentimen The Fed sekalipun isu politik domestik kembali meningkat di tengah rencana reshuffle kabinet.

"Reshuffle sepertinya tidak menjadi isu karena politik tetap stabil," kata Ariston, Rabu (15/6). 

Ia mengatakan, politik tetap stabil skenario reshuffle yang beredar bahwa Partai Amanat Nasional (PAN) akan masuk ke kabinet. Dengan demikian, kabinet justru akan menambah partai politik baru dan tidak ada pengurangan kursi parpol. 

Berdasarkan tiga sumber yang dihimpun Katadata.co.id, dua nama yang masuk kabinet adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Hadi Tjahjanto. Zulkifli disebut akan menggantikan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan, sedangkan Hadi dikabarkan diplot menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) menggantikan Sofyan Djalil.

Namun demikian, Ariston mengatakan, pergerakan rupiah hari ini akan terbebani rencana kenaikan bunga The Fed yang lebih agresif. Hal ini diperkuat rilis data inflasi AS bulan Mei yang kembali menanjak. 

"Banyak pelaku pasar kini berekspektasi suku bunga acuan AS akan dinaikkan lebih tinggi, yaitu sebesar 75 bps dari ekspektasi sebelumnya 50 bps," ujar Ariston.

The Fed dijadwalkan menggelar pertemuan pembuat kebijakan pada 14-15 Juni. Perkiraan kenaikan bunga 75 bps pada pertemuan pekan ini akan lebih tinggi dibandingkan dua kenaikan sebelumnya pada Maret dan Mei yang masing-masing 25 bps dan 50 bps.

Meski demikian, Ariston menyebut pasar kini juga mendunga kenaikan bunga The Fed akan berkurang setelah rapat Juni. Hal ini bisa mendorong pelaku pasar kembali masuk ke pasar aset berisiko termasuk rupiah setelah amblas beberapa hari terakhir.

"Di tengah pelonggaran aktivitas di masa pandemi, pasar mulai berburu aset berisiko untuk mendapatkan peluang di tengah pertumbuhan ekonomi, termasuk di Indonesia," kata Ariston.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah masih akan tertekan hari ini di rentang Rp 14.675-Rp 14.825 per dolar AS. Rupiah masih akan tertekan oleh penguatan dolar AS dengan yield obligasi AS tenor 10 tahun yang mencapai rekor tertinggi dalam 11 tahun menjelang pertemuan The Fed malam ini.

"Ekspektasi surplus neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan sebesar US$ 4 miliar akan sedikit memberi dukungan terhadap rupiah," kata Lukman kepada Katadata.co.id.

Reporter: Abdul Azis Said